Nusantarakini.com, Jakarta – Ada banyak istilah tudingan yang menyudutkan dari golongan anti demo 4 November nanti yang dialamatkan kepada masyarakat pengunjuk rasa. Di antaranya, intoleran dan anti NKRI.
Sebenarnya mereka sudah tidak ada bahan untuk menyudutkan masyarakat yang akan turun ke jalan sehingga harus mengais-ngais istilah yang sebenarnya lebih tepat dialamatkan ke mereka sendiri. Sejatinya mereka kehilangan rasa tenang dan dihinggapi rasa jengkel akibat hal yang tidak mereka duga betapa masyarakat seluruh Indonesia lebih mendukung turun ke jalan ketimbang himbauan golongan anti unjuk rasa itu untuk tidur di rumah masing-masing.
Apa yang mereka tuduhkan bahwa yang turun ke jalan adalah kaum intoleran, maka pantasnya dijawab dengan begini: "Ya kami kaum intoleran, kalian mau apa? Kami adalah kaum yang intoleran dengan kecurangan dan penghianatan. Sedangkan kalian memang kaum toleran, yang toleran dengan kecurangan dan penghianatan.
Kalian mengaku sebagai pendukung NKRI? Tumben sekali? Bukankah kalian yang suka mencabik-cabik persatuan dan memanipulasi kbhinnekaan demi kepentingan sempit dan curang kalian?"
Kepada mereka yang sesak dadanya akibat menyaksikan ratusan ribu kaum muslimin lintas profesi dan ormas membanjiri Jakarta, hendaknya juga dikatakan sebagai berikut.
"Kalau sudah segenap pelosok tanah air bergerak mengumandangkan dan menuntut bela Islam, itu sudah pasti bela NKRI. Tak perlu diragukan lagi itu disebabkan ujung tombak dan elemen pembentuk NKRI adalah Islam dan umat Islam."
"Anda tentu masih ingat mosi integral Mohammad Natsir yang menjadi tonggak lahirnya NKRI saat ini. Tak perlu diusut siapa Mohammad Natsir, semua sudah tahu bahwa dia adalah pemimpin umat Islam di Indonesia seperti halnya juga Soekarno, Hatta, Jenderal Sudirman."
"Justru yang disangsikan adalah mereka yang mendeklarasikan Bandung untuk NKRI itu, jangan-jangan NKRI hanya kedok untuk menutupi tujuan under cover politik mereka."
"Umat Islam sudah sangat baik. Kalau komunis yang mengatur dan memimpin massa ratusan ribu tersebut, mungkin sudah diarahkan untuk meruntuhkan rezim. Tapi ini nggak? Tanya kenapa?"
Itulah sekelumit hujjah yang dapat ditamparkan ke mulut para pembela kemunafikan jika mereka menggonggong dengan istilah-istilah yang membuka aib mereka sendiri, yaitu intoleran dan anti NKRI.
Selamat turun ke jalan pada 4 November 2016 nanti. Belum tentu ada peristiwa sekolosal itu lagi dalam puluhan tahun yang akan datang. (sed)