Tausiah

Belajar dari Kisah Islamnya Herman Halim dari Group Maspion

Nusantarakini.com, Jakarta – Al-Islam mahjubul bil muslimin, Islam tertutup oleh orang-orang Islam. Kalimat itu disampaikan Syeikh Muhammad Abduh. Ya…Islam yang bernilai tinggi itu, acap kali tertutupi keindahannya oleh akhlak orang-orang Islam yang tidak anggun.

Untunglah, agama ini terjaga tetap keindahan dan keasliannya kendatipun pemikiran dan perilaku para pemeluknya berubah seiring zaman.

Bagi orang di luar Islam, hal yang mudah untuk mengenali Islam yaitu dari akhlak pemeluknya. Sayang sekali, sekarang banyak pemeluk Islam tidak mencerminkan idealitas visi Islam itu.

Tapi bukan berarti ketertarikan manusia untuk bergabung kepada Islam menurun.

Syahdan, di Surabaya, seorang pengusaha dari Group Maspion yang terkenal itu bernama Herman Halim memutuskan diri bergabung ke dalam Islam. Ternyata perkaranya sederhana.

Andrew, anaknyalah yang memperkenalkan agama Allah ini kepadanya. Andrew sendiri mengenal Islam ketika studi di Australia. Halim mengetahui Andrew bukanlah sembarang dalam menilai sesuatu. Keputusannya memeluk Islam dilalui oleh penelitian dan perbandingan yang ketat terhadap Islam dengan agama yang dia peluk sebelumnya.

Nyatanya menurut Andrew, Islam sangat akuntabel, kredibel, logis dan mudah pula dipahami. Islam seolah menantang dirinya untuk diuji oleh agama-agama yang ada.

Mendapati anaknya yang serius memeluk Islam tersebut, akhirnya Herman Halim pun mengikuti jejak anaknya. Dia akhirnya bersyahadat di Mesjid Ceng Ho, Jawa Timur.

Setelah memeluk Islam dan mulai menghayati agama tersebut, dia merasakan rasa damai dan tenang.

“Pertama kali saya melaksanakan shalat, hati saya rasanya tenteram dan damai. Tidak pernah saya merasakan hal seperti ini sebelumnya. Meski saya tidak fasih cara melafalkan Arabnya, namun saya tahu arti Bahasa Indonesianya,” paparnya sembari memejamkan mata.

“Saat salat hati saya damai, sehingga bisa melepas kejenuhan dan stres saat bekerja. Saya lebih mantap dalam mengerjakan tugas-tugas kerja,” tambahnya.

Lalu apakah yang kita petik dari pengalaman Islamnya keluarga Group Maspion tersebut?

Pertama, Islam itu hendaknya diperkenalkan oleh keluarga terdekat supaya lebih efektif untuk menarik pihak yang hendak diajak bergabung kepada Islam tersebut.

Kedua, Islam itu harus diperkenalkan sesuai kadar psikologis dan intelektual orang yang hendak diajak tersebut.

Ketiga, karena Islam itu tahan uji, tidak ada salahnya untuk menguji kredibilitas dan akuntabilitas serta logika Islam tersebut di hadapan orang yang hendak diajak menjadi Muslim tersebut.

Karena di situlah kunci kebenaran dan kekuatan Islam tersebut sebagai wahyu yang benar dari Sang Pencipta.

Keempat, orang yang diajak menjadi Muslim tersebut biarkan merasakan sendiri efek damai dan tentram setelah memeluk Islam.

Akhirnya yang keenam, Islam diperkenalkan dengan rasa tulus dan tanpa pretensi kepentingan pribadi dan materi. Ketulusan dapat menimbulkan perasaan tenang dan percaya, baik bagi yang bersangkutan maupun pihak yang diajak. Itulah tampaknya beberapa segi yang membawa Herman Halim berlabuh ke Islam. (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top