Nusantara News , Serang – H. Embay Mulya Syarief, tokoh yang disebut sebagai calon pendamping Rano karno di Pilgub 2017, adalah salah satu tokoh Banten yang dalam tubuhnya mengalir darah ulama, jawara, ekonom, cendekiawan, dan bankir. Pak Haji Embay, demikian dia biasa disapa–dikenal sebagai pengusaha sukses dan dekat dengan semua kalangan.
Sebagai ekonom, Pak Embay berperan aktif membangun ekonomi kerakyatan di daerahnya. Hal itu, antara lain, pernah diwujudkannya dalam bentuk Program Gerakan Pendirian Seribu Baitul Maal wa Tanwil (BMT) di Banten. Beliau Cukup lama sebagai praktisi di dunia perbankan Islam.
Sebagi orang Gerakan , Beliau juga cukup dikenal dan mempunyai jaringan yang luas di tingkat Nasional, baik itu jendral AD dan kepolisian terutama yang selama ini pernah menjabat di Banten. Pam Swakarsa 1999 adalah salah satu gerakan yang beliau inisiasi dengan tokoh tokoh Banten yang lain. Selain itu karena darah aktivisnya pula membuat di kalangan rakyat kecil beliau dikenal supel dan perhatian, memimpin sebuah Perusahaan Bisnis kelas menengah dengan ribuan karyawan dari tahun 2002 sampai dengan 2012 , beliau dikenal sebagai tokoh yang sangat perhatian dengan karyawan bawah.
Sebagai organisator, tokoh kelahiran 4 Maret 1952 ini menjadi pengendali sejumlah organisasi kemasyarakatan dan profesi tingkat lokal dan nasional. Dirinya pernah dipercaya sebagai Sekjen Majelis Musyawarah Masyarakat Banten (M3B), Ketua GP Farmasi Provinsi Banten, Ketua Kadin Kabupaten Serang, Komandan Gerakan Anti Komunisme, Ketua Panitia Persiapan Penerapan Syariat Islam Indonesia-Banten (P3SIB), Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Serang, dan Ketua MUI Provinsi Banten yang membidangi pengembangan ekonomi Islam.
Di tengah kesibukannya, Pak Embay sering tampil sebagai penceramah di pengajian-pengajian. Sesuai dengan panggilan jiwanya, Pak Embay keyakinan bahwa hanya sistem ekonomi Islam yang bakal mampu menanggulangi krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini.
Tentang Provinsi Banten hingga yang saat ini usianya menginjak 15 tahun, setelah ditetapkan sebagai propinsi sendiri, Pak Haji Embay merupakan pelaku sekaligus saksi sejarah peralihan status Banten dari karesidenan menjadi provinsi.
Sebagai politisi beliau pernah mencoba terjun itupun karena diajak membantu Sahabatnya Adi sasono saat mendirikan Partai daulat Rakyat, karena peran beliau pulalah partai Daulat Rakyat mendapatkan kursi Propinsi Banten, walaupun sebetulnya beliau selalu menolak apabila diminta oleh Partai Partai yang lain, karena selama ini dia merasa adalah milik seluruh umat dan rakyat Banten, kalaupun bersedia beliau biasanya adalah sebagai penasehat.
Berkat reputasinya dan ketokohannya tersebut santer terdengar bahwa H Embay mulya Syarief digadang gadang untuk dipasangkan dengan Rano Karno sebagai Calon wakil Gubernur Banten. Secara hitungan hitungan dan kalkulasi mungkin Rano dan PDI Perjuangan melihat bahwa kekuatan lawan dia yaitu pasangan Wahidin – Andika adalah lawan yang sangat kuat , dimana Wahidin mewakili sosok Betawi tangerang, dan Andika adalah mewakili basis suara wilayah Serang dan merupakan putra dari ,mantan Gubernur Atut.
Dengan tagline selama ini Rano mengusung tekad melawan dinasti yang sudah lama menguasai Banten, tepatlah apabila Rano menjatuhkan pilihan pada H Embay, karena bisa mewakili kelompok Serang, dan bisa memecah suara keluarga besar dinasti Atut, apalagi H Embay berasal keluarga besar Ciomas yang merupakan simbol dan identik dengan Banten, ditambah lagi dengan kesenioran dan dekatnya H Embay dengan semua jawara dan ulama di seluruh Banten, merupakan modal besar Rano –Embay untuk bersaing ketat dengan Wahidin-Andika.(T)