Nusantarakini.com, Jakarta-
Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) periode 2007-2010, Jendral (purn) Djoko Santoso mendeklarasikan sebuah organisasi massa (ormas) bernama “Rumah Amanah Rakyat.” Rumah ini diharapkan bisa bermanfaat untuk menampung aspirasi masyarakat soal pemimpin.
Ferdinan Hutahean, salah satu penggagas “Rumah Amanah Rakyat”, dalam sambutan pembukaan deklarasi mengatakan, “Rumah Amanah Rakyat” bertujuan untuk mencerahkan masyarakat dalam memilih calon pemimpin yang Pancasilais, jujur, bersih, tegas, cerdas dan beradab. Rumah Amanah Rakyat diinisiasi oleh beberapa tokoh nasional yang peduli terhadap masalah kepemimpinan nasional, termasuk suksesi kepemimpinan di DKI Jakarta.
Menurut Ferdinan, inisiator gerakan “Rumah Amanah Rakyat” adalah beberapa tokoh nasional yang merasa prihatin terhadap permasalahan bangsa Indonesia. Melalui sebuah pertemuan di salah satu hotel di bilangan Cikini, tokoh-tokoh nasional yang tergabung dalam grup Whats Up bernama ‘Peduli Negara 1’ selanjutnya menyepakati pentingnya wadah pergerakan.
“Dari pertemuan itu menyepakati pentingnya menghimpun pemikiran yang sama terhadap isu kepemimpinan lokal dan nasional,” katanya.
Ferdinan juga menekankan, bahwa “Rumah Amanah Rakyat” merupakan sarana untuk menyatukan pergerakan. “Pemilik sepenuhnya adalah rakyat, pengurus ataupun tokoh yang tergabung didalamnya hanya sebatas pelayan dan memfasilitasi,” ungkapnya seperti dilansir Beritaislam24h.com.
Deklarasi yang dilakukan hari ini, Rabu (24/8/2016) bertempat di Jalan Cut Nyak Dien Nomor 5, Menteng, Jakarta Pusat, dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti mantan Menko Maritim Rizal Ramli, mantan Menko Polhukam Tedjo Edi Purdjiatno, mantan ketua KPK Taufiequrrachman Ruki, mantan Wagub DKI Prijanto, Wakil Ketua DPRD DKI Abraham ‘Lulung’ Lunggana, Lily Wahid, Yusril Ihza Mahendra dan Ratna Sarumpaet.
Djoko Santoso dalam sambutannya berharap, dengan berdirinya gerakan “Rumah Amanah Rakyat” ini menjadi sebuah gerakan yang mampu menampung aspirasi rakyat dalam ruang publik. Dia menginginkan gerakan ini tidak hanya berdiri di satu tempat, tapi juga mampu hadir hingga level RT dan RW.
“Kalau bisa nanti jangan hanya berdiri di sini saja, tapi bisa hadir di ruang publik di RT, RW sehingga mampu menampung aspirasi masyarakat,” harapnya.
Mantan Menko Polhukam Tedjo Edi, dalam sambutannya juga berharap “Rumah Amanah Rakyat” ini benar-benar bisa menjadi tempat untuk menampung keluh kesah masyarakat.
“Yang bergabung di sini kita minta bisa menyampaikan aspirasi sesuai dengan amanah rakyat. Gerakan ini bukan gerakan yang anarkis, tapi gerakan yang mampu mendengar segala aspirasi rakyatnya,” kata Tedjo seperti dikutip Detik.com.
Deklarasi gerakan “Rumah Amanah Rakyat” ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Lily Wahid. Panglima Aliansi Masyarakat Jakarta Utara Jamran mendapatkan potongan pertama, potongan kedua diberikan kepada salah satu korban penggusuran Kampung Aquarium. (*mc)