Nusantarakini.com, Jakarta – Mujirun namanya. Pekerjaannya pengukir gambar uang atau engraver.
Kini karyanya mulai dikritik. Terutama gambar pada uang kertas seribu rupiah. Di uang tersebut terdapat gambar Sisingamangaraja ke-12.
Masalah pun timbul. Banyak yang menyangsikan apa betul raut muka Sisingamangaraja seperti itu. Sebagian menyangsikan. Gambar itu tidak mencirikan raut wajah orang Batak pada umumnya. Padahal jelas Sisingamangaraja adalah orang Batak.
Orang Batak memiliki raut wajah yang khas. Rahangnya pada umumnya lebar dan bersegi empat. Sedangkan gambar Sisingamangaraja di uang kertas seribu, lebih mirip orang non Batak. Bisa penampakan wajah orang Sunda atau pun Jawa.
Orang berkesimpulan bisa jadi imaginasi Mujirun bias gambaran lingkungannya yang bukan Batak.
Sekarang terdapat lukisan wajah Sisingamangaraja yang lain. Tapi agaknya sangat cocok dengan citra wajah orang Batak pada umumnya. Apakah ini wujud wajah Sisingamangaraja? Keluarga dari keturunan pahlawan nasional tersebut lebih membenarkan gambar tersebut ketimbang gambar pada uang seribu hasil imaginasi Mujirun.
Namun ada kritik, apa betul postur Sisingamangaraja tinggi besar? Sebab pada umumnya di zaman akhir abad ke – 19, orang Indonesia tidaklah tinggi besar seperti halnya manusia Belanda.
Sekarang jika memang terjadi kekeliruan yang tak sengaja dari Mujirun tentang sosok Sisingamangaraja, maka sudah tentu harus dikoreksi. Supaya semua orang tidak salah tangkap tentang kesan wajah Sisingamangaraja.
Saya sendiri, jika memandang gambar Sisingamangaraja, saya justru terbayang dengan raut wajah Efendi Simbolon, politisi PDIP. Kesannya relatif mirip. Terutama rahang dan alis. Jika wajahnya dihiasi jambang, mungkin tampangnya menggambarkan wajah Sisingamangaraja. (sed)
