Nusantarakini.com Jakarta-
Pencopotan Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli dari Kabinet Jokowi telah menjadi perbincangan dan diskusi di berbagai kalangan, dari diskusi di ruangan ilmiah sampai warung kopi. Sosok Rizal yang dengan tegas menolak dan menghentikan reklamasi Teluk Jakarta nampaknya mendapat simpati yang tidak berkesudahan dari berbagai kalangan, khususnya warga DKI Jakarta.
Sekretaris Jenderal ProDEM, Satyo P, juga ikut membeberkan kronologi di balik pencopotan “Sang Rajawali Ngepret” kepada media. Menurut Satyo, dari kondisi seperti saat ini, jelas Rizal Ramli menjadi orang yang ter”dzholimi” karena Presiden Jokowi membela Ahok, padahal Ahok dia bukan anggota menteri utama.
“Rizal Ramli menjadi simbol perlawanan rakyat yang tertindas dalam melawan komprador pengeruk kekayaan Ibu Pertiwi,” kata Satyo.
Satyo menegaskan, dengan latar belakang itulah ProDem meminta Rizal Ramli untuk mendeklarasikan pencalonan diri sebagai calon Gubernur DKI. “ProDEM memaklumkan meminta Rizal Ramli segera mendeklarasikan pencalonan sebagai Gubernur DKI guna melanjutkan perlawanan terhadap Gubernur ‘Developer’ maupun Presiden ‘Developer’,” tegasnya.
Satyo melanjutkan, para pihak yang tidak menginginkan Rizal Ramli untuk terus berada di kabinet adalah kaum pendusta. “Para hamba neoliberal yang bersekutu dengan para mafia tambang, mafia minyak, serta mafia pengembang dan Land Lord yang menguasai jutaan hektar tanah dan kini mungkin bisnis lahan hitamnya mulai terganggu,” bebernyo.
Menurutnya, orang-orang yang menginginkan Rizal dicopot dari kabinet adalah para komprador dan “kutu Republik” yang berkeinginan terus menerus kuasai kekayaan Bumi Pertiwi. “Mereka melakukan tipu daya di balik penyelamatan Jakarta dengan gagasan Giant Sea Wall dan reklamasi, padahal niat busuknya adalah kuasai lahan untuk enclave etnis tertentu,” pungkas Satyo seperti yang dilansir Teropongsenayan.
Menanggapai desakan banyak kelompok agar Rizal Ramli mendeklarasikan diri untuk pencalonannya, Ketua Umum Jaringan Nasional Indonesia Baru (JNIB), Wignyo Prasetyo, menyambut baik saran ProDEM yang dinilainya sangat positif. Namun menurutnya, yang jauh lebih penting adalah dukungan masyarakan yang makin meluas dan tentu saja dukungan parpol parpol besar, Seperti PDI Perjuangan, PKB, Gerindra dan parpol besar lainnya.
“Majunya Bang Rizal kan bukan reaksi terhadap Ahok, tetapi lebih dari itu adalah demi Jakarta yang lebih baik. Saya rasa masyarakat dan terutama Parpol mengerti itu,” kata aktivis 98 yang pernah merasakan dinginnya sel penjara Orde Baru seperti halnya Rizal Ramli. (*mc)