Nusantarakini.com, Jakarta-
Deklarasi Satgas Anti Mafia Pendidikan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat sipil di Jakarta, Selasa (28/6) mendapat sambutan dan apresiasi dari masyarakat dengan baik. Nusantarakini sebelumnya memberitakan, bahwa satgas anti mafia pendidikan ini didirikan karena keprihatianan dari para pendirinya. Karena masih ditemukan banyaknya kecurangan yang terjadi pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia baik itu SMP, SMA di bawah Mendikbud, MTS dan MAN dibawah Menag dan PTN dibawah Menristek Dikti.
Koordinator pusat Satgas Anti Mafia Pendidikan, Tri Suharjanto, menyampaikan bahwa sehari setelah di deklarasikan terdapat 8 laporan dari masyarakat tentang berbagai kecurangan yang terjadi di bidang pendidikan dan tersebar di beberapa wilayah yaitu Jawa barat, Sulbar, Banten dan Jawa tengah.
Selain respon laporan, satgas juga menyampaikan bahwa sejak dideklarasikan kemarin sampai saat ini sudah ada relawan 20 kota besar yang bersedia untuk menjadi perwakilan dan kontributor Satgas di kota kota tersebut.
“Pada saat di deklarasikan kemarin ada 10 kota yang sudah ada perwakilannya yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yoyakarta, Pekan baru, Medan, Balikpapan, Makassar dan Banggai, kemudian berturut turut melakukan kontak kepada kami untuk bergabung menjadi relawan di daerah adalah Solo, Ternate, Aceh, Menado, Tangerang, Serang, Surabaya, Malang, Bogor dan Pelembang, “ kata Tri Suharjanto.
“Bahkan ada satu kontak dari negeri Jiran malaysia, namanya pak Zuferdi mengirimkan pesan singkat ‘saya apresiasi terhadap Gerakan Anti Mafia pendidikan yang Bapak kendalikan, Berbagai modus kita dengar tentang penerimaan siswa baru…ada uang seragam sampai jual bangku….'”, sambung Tri sambil menunjukkan pesan di gadgetnya kepada Nusantarakini.
Menanggapi animo dan apresiasi tersebut, Tri suharjanto melanjutkan akan segera mengkonsilidasikan dengan seluruh perwakilan dan bergerak cepat untuk mem-followup laporan yang ada. ( TA).
