Ekonomi

Tinggalkan Indonesia Mendadak, Ford Rugikan Pengusaha

NusantaraKini.com, Jakarta – Sikap sepihak pabrikan otomotif asal Amerika Serikat, Ford, yang mendadak meninggalkan pasar Indonesia telah merugikan pengusaha nasional. Padahal baru pada 2011, Ford menancapkan bisnis mereka dengan mengajak para pengusaha lokal untuk berinvestasi dalam rangka Asean Better Plan.

Saat itu, untuk menunjang penjualan, Ford yang semula hanya memiliki dari 5 (lima) Primary Market Area (PMA) di wilayah Jakarta, dikembangkan menjadi 29 PMA. Sebagai tindak lanjutnya, pada 9 September 2015 diadakan grand opening untuk sembilan (9) outlet dealer Ford yang dipusatkan di Ford BSD.

Irawan Gozali wakil pemilik outlet dealer di Lampung, Bogor dan Surabaya mengungkapkan, penutupan sepihak operasi Ford oleh FMI dan FMC membuat para dealer menderita kerugian yang sangat besar. Pasalnya, selama ini para dealer telah mengeluarkan investasi sangat besar antara lain untuk pengadaan tanah dan bangunan, showroom serta sarana pendukung lainnya. Pada September 2015, para dealer membuktikan komitmen mereka dengan membuka 9 outlet dealer baru secara serempak di Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro, Depok, Jakarta Selatan, Palu, Bandung, Palembang, Lampung dan Pontianak.

Andee Yoestong, pemilik 11 outlet dealer dan telah menjadi mitra lokal Ford sejak tahun 2002, menambahkan pada Desember 2015, pihaknya masih dikejar-kejar untuk memenuhi target pembukaan outlet dealer baru di Puri Pesanggrahan, Jakarta Barat. Outlet dealer miliknya di Jalan Panjang, Jakarta Barat, sebelumnya berada di atas lahan yang disewa.

“Tetapi kami diharuskan untuk melakukan relokasi dan membeli lahan baru di daerah Puri Pesanggrahan karena mereka menginginkan kepastian dengan showroom di atas lahan sendiri ketimbang di lahan sewa. Sebagai bukti keseriusan, kami sudah mendapatkan IMB untuk pembangunan di lokasi Puri Pesanggrahan tersebut,” ungkap Andee.

Andee mengungkapkan pada Januari 2016, FMI tiba-tiba menutup secara sepihak operasional Ford dan pergi begitu saja dari Indonesia tanpa ada pembicaraan terlebih dahulu kepada para mitra dealer-nya. Sementara para dealer sudah mengeluarkan investasi ratusan miliar untuk memenuhi permintaan Ford.

“Hal ini bukan saja mengecewakan, tetapi juga memalukan untuk brand internasional sebesar Ford karena mereka gagal memenuhi komitmen mereka kepada mitra lokal. Karena itu, kami mengajukan ganti rugi dari investasi yang telah dikeluarkan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Andee.

Kenny Kusuma dari dealer Ford Bali menambahkan bahwa keputusan Ford hengkang begitu saja dari Indonesia membentuk persepsi buruk bagi penanam modal asing di Indonesia. Perilaku sewenang-wenang ini akan berakibat negatif bagi kepercayaan pengusaha nasional untuk bermitra dengan investor asing karena risiko kerugiannya terlalu besar untuk ditanggung.

“Kami telah mempercayai mereka dan sudah mengambil risiko besar dengan berinvestasi hingga ratusan miliar rupiah untuk mendukung distribusi dan layanan Ford di Indonesia. Tetapi ternyata mereka justru memutuskan untuk meninggalkan Indonesia tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Perilaku investor asing seperti ini sangat melecehkan dan merugikan pengusaha Indonesia,” kata Kenny. (Irvan)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top