Nasional

Kisah Mendebarkan Mengejar Wawancara Langsung dengan Wahyu Setiaji Anak Nyoto

Nusantarakini.com, Jakarta – "Pimpinannya namanya Wahyu Setiaji. Cari itu orang," kata Kivlan Zein di Balai Kartini, Jakarta, menanggapi ribut-ribut isu PKI belakangan ini.

Didorong rasa penasaran yang sangat, kami pun menyusuri informasi keberadaan the most wanted itu. Mendadak nama Wahyu Setiaji bagaikan genderuwo yang menghantui siang malam perburuan untuk menemukan yang bersangkutan.

Minta izin sama Mbah Google sudah. Tapi Mbah yang satu ini sama sekali tidak memberikan informasi yang cukup tentang sosok misterius ini. Hanya sedikit profiling dari Pak Kivlan sendiri si empunya isu bahwa Wahyu Setiaji anaknya Nyoto, Wakil Ketua CC PKI. Alamat dan imagenya pun tidak tersedia di laman Mbah Google. Kali ini, Mbah Google benar-benar pelit. Keluhku.

Kata sohibul hikayat, Wahyu Setiaji terpilih sebagai Ketum PKI tahun 2010. Kini punya anggota 15 juta jiwa. Waduuh…bahaya ini, pikirku. 15 juta itu bukan angka yang sedikit. Sejuta massa saja menggumpal di Medan Merdeka atau Gatsu depan MPR, kiamat kecil Indonesia sudah bisa terjadi. Gimana ceritanya orang misterius itu dapat menghimpun 15 juta jiwa? Makin bertambahlah rasa penasaran kami.

Aku pun berhayal, jika kami yang pertama berhasil mewawancarai langsung sosok yang diperhantukan Pak Kivlan ini, tentu suatu kebanggaan tersendiri dalam dunia kejar-mengejar berita ekslusif ini.

Tau-tau setelah semalam suntuk kontak sana kontak sini, googling situ googling sono, ndilalah ketemu deh dengan sosok yang saya cari. Wuihh…ada foto pose khususnya lagi. Lengkap dengan nomor hp dan rumahnya. Berarti bisa dong ketemuan, kataku dalam hati. Kelihatannya masih muda. Yah mungkin kelahiran 80-anlah. Hebat ni anak, dengan usia semuda itu, punya anggota 15 juta orang. Gue, usia nyaris setengah abad, belon sih, pernah nyoba nyatuin seratusan ribu orang saja, kusutnya minta ampun. Ccckkcckkk…saya berdecak kagum. Ini semua berkat info dari Pak Kivlan sendiri sih sehingga hantu Wahyu Setiaji dipaksa mengalami penampakan yang tak terelakkan.

Saya pun janjian dengan dia. Singkat cerita, saya diminta cukup bertemu di sebuah lapangan perumahan. Nggak pake ribet. Nggak pake tutup mata. Nggak pake protokol menakutkan laiknya pimpinan suatu organisasi besar dengan anggota 15 juta jiwa yang lagi digosipkan orang.

Setiba di lapangan itu, saya sudah tak sabar untuk ketemu orangnya. Saya telpon. Nyambung. Dia angkat. "Mas, aku dah sampe. Sampean di mana? Pake baju merah apa biru?" tanyaku.

"Sini Mas. Ke depan dikit. Saya udah lihat sampean," instruksunya berwibawa sekali. Maklum Ketua Partai, gumamku.

Akhirnya saya lihat dia sedang duduk dengan wajah ceria. Dia melambaikan tangan menandakan bahwa dialah yang aku cari. Aku menghampirinya.

Basa-basi sedikit. Aku minta izin langsung wawancara. Padahal orang lagi ramai-ramainya senam pagi di lapangan itu. Musik pengiring joget massal itu membahana. Instruksi instruktur senam menghardik-hardik. Ibu-ibu muda pura-pura ikutan senam, padahal maksudnya pamer aurat, syukur-syukur banyak pejantan yang tergoda untuk berkokok.

"Piye ceritane bisa sampean dicari orang se-Indonesia hari ini?" Aku membuka obrolan.

Dia cuma tersenyum ringan. "Enak dong, Mas jadi terkenal begini?" sambungku.

Lagi-lagi dia tersenyum simpul.

"Gimana Mas perasaannya dilahirkan sebagai anak Nyoto?" Kembali aku bertanya.

Dia tetap tersenyum dengan dinginnya. "Tolong dong Mas cerita sedikit dengan diri Anda?"

"Saya ini seperti yang mas tahu bernama Wahyu Setiaji. Ya…kerjanya jual soto di lapangan ini. Yaaahhh…nyoto sih biasa mas. Wong tiap hari kerjanya begitu. Makanya jika ada yang bilang aku anak nyoto, aku nggak keberatan, kok." (sed)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top