Nusantarakini.com, Jakarta. Siapa yang tidak tahu Rano Karno. Tidak ada kandidat yang bisa mengalahkan popularitas Rano Karno. Dari anak-anak hingga ibu-ibu semua orang mengenal dan mengidolakan Rano Karno. Sebelum masuk dunia politik, Rano Karno sudah langganan menghiasi layar kaca melalui berbagai acara film, musik dan sinetron. Sejak remaja Rano Karno sudah sebagai bintang film berbakat. Sinetron terbarunya yang sangat mendokrak popularitasnya adalah yang berjudul Si Dul Anak Sekolahan.
Dengan modal populartias Rano Karno berhasil memangkan Pilkada Kabupaten Tangerang 2008 mendampingi Bupati Ismet Iskandar. Tiga tahun kemudian, Rano meninggalkan Tangerang karena dipinang mendampingi Ratu Atut pada Pilgub Banten 2011. Kembali, popularitas Rano Karno mampu mendokrak suara pasangan Atut-Rano untuk mengalahkan pasangan Wahidin Halim-Irna Nurulita dan pasangan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki.
Dewi fortuna tanpkanya masih berpihak pada Rano Karno. Belum genap lima tahun mendampingi Ratu Atut sebagai wakil gubenur, Rano Karno dinobatkan meneruskan jabatan Gubernur Banten yang ditinggalkan Ratu Atut. Tercatat sejak 13 Mei 2014, Rano Karno ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjabat sebagai Plt. Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut yang dinonaktifkan terkait kasus suap pilkada di MK.
Kini perjalanan politik Rano Karno cukup matang. Bila pada pilkada sebelumnya hanya dijadikan “pengepul suara”, pada Pilgub 2017 Rano Karno mencoba peruntungan menjadi pemain yang sesungguhnya. Popularitas tinggi dan posisinya sebagai Plt.Gubernur adalah kekuatan Rano Karno yang tidak dimiliki oleh kandidat lain.
Dengan popularitas yang sudah tinggi, Rano Karno tidak butuh energi besar untuk meningkatkan popularitasnya. Posisinya sebagai Plt.Gubernur juga sangat memudahkan Rano untuk mendapatkan berbagai akses yang diperlukan untuk memperluas jaringan di semua wilayah kabupaten dan kota. Rano Karno posisinya sekarang akan sangat terbantu dalam melakukan berbagai sosialisasi dengan masyarakat di berbagai pelosok wilayah di Banten
Namun hanya bermodal popularitas tidak lah cukup untuk memenangkan sebuah Pilgub. Rano Karno membutuhkan tingkat elektablitas untuk meraih suara terbanyak. Di wilayah pedesaan, pemilih Rano Karno mungkin masih cukup besar. Di wilayah Lebak, Pandeglang, Serang pinggiran dan sebagaian wilayah kabupaten Tangerang, popularitas Rano Karno masih bisa diandalkan.
Namun di wilayah perkotaan, suara Rano masih lemah. Rano masih perlu usaha ektra keras untuk merebut hati pemilih perkotaan yang sangat melek infomasi. Mereka yang jumlahnya cukup signifikan ini tidak cukup hanya disodori popularitas semata. Suara pemilih di kota Tangerang, Tangerang Selatan dan sebagian kabupaten Tangerang butuh diyakinkan bahwa Rano adalah sosok pemimpin yang punya visi kuat, bersih dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten.
Sayangnya, selama empat tahun Rano menjadi wakil gubenur Banten tidak menunjukan kinerja yang diingikan masyarakat Banten. Masyarakat Banten tidak terlalu banyak melihat kiprah Rano selama menjadi menjabat sebagai wakil gubernur. Seolah Rano hilang di balik tirai kepemimpinan Atut. Dan masyarakat perkotaan terlanjur melihat sosok Rano sebagai pemimpin yang tidak terlalu menonjol kepemimpinannya. Bila Rano Karno bisa memperbaiki citra ini, sungguh sangat besar peluangnya untuk meraih kemenangan pada Pilgub Banten 2017. (*Mayang Kemuning)