Warkop-98

Bangga sebagai Pribumi Suku Tionghoa

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Pada tanggal 16 Oktober 2017 Anies Rasyid Baswedan dilantik sebagai gubernur terpilih untuk masa jabatan 5 (lima)  tahun ke depan hingga tahun 2022. Dalam pidato pertamanya Anies menyebut kata pribumi dalam konteks perjuangan melawan penjajahan kolonial.

Namun kata pribumi yang disebut oleh Anies dimana oleh sebagian orang, kemudian digiring untuk seolah-olah Gubernur Anies itu rasis. Bahkan ada yang menyebutnya sedang bermain politik indentitas untuk mencari dukungan menuju ke pilpres tahun 2019.

Saya tidak melihat Gubernur Anies bermain politik indentitas, karena beliau adalah akademisi yang terjun ke dunia politik, tentunya mempunyai kesadaran yang amat tinggi, bahwa bermain politik indentitas tidak akan terpilih dan pasti tidak didukung dan disukai dalam masyarakat yang pluralis.

Dan kenapa harus alergi dan dipermasalahkan serta dipolitisasi serta dianalisa ke ranah politik dengan kata pribumi atau asli? Justru saya melihat bahwa pak Anies sedang mendekralasikan dan merevitalisasi serta melegetimasi warga negara yang tadinya disebut warga negara keturunan menjadi pribumi.

Ini sesuai dengan disahkannya UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI, menggantikan UU kewarganegaraan RI Nomor 62 tahun 1958, yang telah merumuskan dengan sangat bijaksana bahwa warga negara asli atau pribumi, adalah orang indonesia yang menjadi warga negara Indonesia yang sejak kelahirannya tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri.

Oleh karena itu, warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, Arab, India sudah dianggap sebagai bagian integral dari Nasion Indonesia, serta sudah disamakan dan disetarakan dengan Bangsa Indonesia dari suku lainnya.

Dan sebelum disahkan UU No. 12/2006, Presiden Habibie mengeluarkan INPRES No. 4 Tahun 1999 yang menghapuskan surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Ini semuanya sesuai dengan azas bangsa indonesia yaitu azas IUS SOLI, sehingga kata pribumi adalah dituju kepada seluruh warga negara Indonesia.

Harusnya semua keturunan, khususnya keturunan Tionghoa harus bangga, sebagai pribumi keturunan Tionghoa dengan hak dan kewajiban yang sama dengan suku lainnya. Serta sangat tidak etis apabila kata pribumi dipolitisasi baik untuk menjatuhkan seseorang atau kelompok, maupun untuk mencari dukungan untuk kelompok maupun pribadi.

Pak Anies telah melegetimasi seluruh anak bangsa. Warga Jakarta adalah pribumi yang menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan mestinya kita ikut berpartisipasi untuk merajut kebhinnekaan warga ke dalam satu kesatuan warga Jakarta untuk menuju Jakarta yang damai, maju dan modern. [mc]

*Chandra Suwono, Pemerhati Ekonomi, Politik dan Budaya.

Terpopuler

To Top