Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang harusnya dirayakan dengan suka cita, tetapi oleh masyarakat malah diperingati dengan menggelar demo terhadap pejabat. Ini berarti ketidakpuasan terhadap pemerintah masih tinggi. Pemerintah harusnya introspeksi terhadap kebijakannya selama ini, bukan malah mengintimidasi masyarakat dengan pendekatan koersif.
Sebagaimana terpantau di lapangan, demo protes terhadap gubernur Ahok berlangsung di dua tempat sekaligus. Di depan gedung DPRD DKI, massa dari Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) meminta Ahok diturunkan oleh DPRD. Mereka menilai, kebijakan Ahok selama ini telah menyengsarakan masyarakat. Masyarakat Luar Batang yang sempat menjadi sorotan turut dalam massa demonsyrasi.
Demo di DPRD ini relatif berjalan tertib. Aspirasi para pendemo diterima oleh M. Taufik, Wakil Ketua DPRD DKI.
Sementara, demo yang sama ditujukan ke Ahok berlangsung pula di KPK. Para demonstran menekan KPK untuk memproses Ahok secara hukum karena dinilai telah terlibat korupsi reklamasi pantai utara Jakarta. Mereka tidak terima, Ahok bisa bebas hingga hari ini, sementara pihak swasta dan anggota DPRD sudah ditangkap. Demo yang sebelumnya berlangsung damai, tiba-tiba pecah menjadi rusuh. Gas air mata ditembakkan oleh polisi untuk memukul mundur para demonstran.
Sementara masyarakat melancarkan demo terhadap dirinya, Ahok terlihat santai memimpin upacara peringatan Harkitnas di lapangan monas bersama pegawai pemda DKI. Ahok seolah tak menggubris ketidakpuasan yang dilancarkan oleh masyarakat Jakarta. (sed)
