Nusantarakini.com, Jakarta-
Ketua Qomando Masyarakat Tertindas (QOMAT) Faedurrohman mengaku kecewa dengan lambannya respon pemerintahan Joko Widodo terhadap Petisi yang yang sudah dikeluarkan QOMAT tentang bahayanya negeri Tiongkok dalam mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Cina raya berupaya menggeser hegemoni Barat. Operasinya di Indonesia mengelontorkan dana besar-besaran. Kompensasinya projek infrastruktur pelabuhan, tol, pembangunan KA, oper alih BUMN, ploting menggeser perusahaan minerba Barat pasca berakhir kontrak karya; dan 10 juta buruh Cina disusupi tentara merah akan membanjiri Indonesia,” beber Faedurrohman kepada Nusantarakini.com, Jakarta (14/12/2016).
Menyikapi hal tersebut QOMAT berencana akan mengadakan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar China di Jalan Mega Kuningan No.2 Jakarta Selatan dan juga akan dilanjutkan menggeruduk kantor James Riady di Lippo Bank besok Kamis (15/12/2016).
“Setelah November kemarin kami menyelenggarakan aksi damai di Kedubes China menuntut supaya hengkang dari Indonesia atau memilih perang dengan rakyat Indonesia dan mereka tidak menggubrisnya; QOMAT menyerukan aksi kepung Kedubes China dan dilanjutkan ke kantor agen China, James Riady di Lippo Bank,” ujar Faed.
Panglima QOMAT, Suparman menjelaskan bahwa QOMAT akan tetap dengan tuntutannya seperti yang sudah dikeluarkan kemarin dalam bentuk petisi dengan empat tuntutan. Pertama, menuntut Dubes Negara Komunis Cina meminta maaf kepada rakyat Indonesia terkait pernyataan PM China.
Kedua, kata Suparman, menuntut Pemerintahan RI memutuskan hubungan diplomatik dan menyatakan perang demgan negara komunis Cina.
“Ketiga, menuntut negara Komunis Cina menghapus hutang Indonesia dan atau pemerintah RI tidak melakukan pembayaran utang kepada negara komunis Cina,” papar Suparman.
“Dan keempat adalah merampas seluruh kekayaan obligor BLBI untuk kesejahteraan rakyat,” pungkasnya menutup pembicaraan. (*mc)