Nusantarakini.com, Jakarta –
Meskipun diterpa berbagai isu negatif, tetapi niat calon gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok untuk maju lagi dalam Pilgub DKI 2017 dinilai tidak begitu banyak berpengaruh terhadap elektabilitasnya. Di media sosial dan survei, Ahok dinilai masih berada di urutan tertinggi, bahkan dianggap lebih populer dari pada Presiden Jokowi.
“Survei tidak ada pengaruhnya, bahkan sepertinya lebih banyak Ahok ketimbang Jokowi di sosmed. Lebih seksi Ahok sepertinya. Media juga besar perannya,” kata Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana, di Kampus FISIP UI, Depok, Rabu (11/5/2016).
Sejauh ini, lanjutnya, meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki kasus RS Sumber Waras dan reklamasi, namun belum ada indikasi yang mengarah ke Ahok. Bahkan menurutnya isu reklamasi saat ini jauh lebih tenang.
“Sudah hal yang umum di dalam pertarungan pasti sisi negatif dari pihak lawan akan terus dimunculkan. Sumber Waras lah, Luar Batang lah Itu ujiannya juga sepertinya reklamasi sudah lewat,” katanya.
Sementara itu Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, Rabu (11/5/2016), mengatakan, munculnya nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma dalam bursa Pilgub DKI akan menjadi keuntungan tersendiri bagi calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
“Ada keuntungan pada Ahok jika Risma muncul yaitu menurunkan tensi serangan politik yang dilancarkan ke Ahok,” kata nya.
Lebih lanjut Ray menjelaskan bahwa serangan demi serangan yang kerap diarahkan ke Ahok bisa terbelah jika benar Risma dicalonkan PDIP sebagai calon Gubernur DKI di Pilkada 2017.
“Serangan Ahok bisa terbelah jika ada Risma. Artinya akan meringankan serangan politik ke Ahok,” ujar dia merujuk kepada serangan Haters Ahok selama ini.
Sedangkan isu yang beredar mengindikasikan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan mendapat dukungan dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri pada detik akhir jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Mendengar isu tersebut, Ahok enggan menanggapinya. Dia malah mengelak dan meminta supaya menanyakannya langsung ke Megawati.
“Kamu tanyanya ke saya? Mestinya ke Bu Mega dong,” kata Ahok, di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (12/5/2016).
Ahok yang memutuskan untuk maju melalui jalur independen berpasangan dengan Heru Budi Hartono, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta, rupanya enggan untuk menebak-nebak dukungan PDIP dan Megawati. Ahok maju melalui dukungan relawan pendukungnya, “Teman Ahok”.
“Kalau saya bilangin, namanya bukan strategi dong. Enggak sopan ngomongin (dukungan Megawati) duluan,” kata Ahok.
Sementara PDI-P hingga kini belum memutuskan dukungannya kepada bakal calon gubernur dan wakil gubernur. DPP PDI-P tengah melakukan fit and proper test kepada para tokoh yang mendaftar penjaringan cagub dan cawagub oleh DPD PDI-P DKI Jakarta. (*MC)
Foto: jaringnews.com