Nusantarakini.com, Jakarta –
Saya melihat suatu postingan di WA tentang sejumlah tokoh yang melaksanakan petisi agar Ahok diperiksa polisi. Ada Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, M.Sc, KH. Arifin Ilham, KH. Abdullah Gymnastiar, Prof. Dr. Din Syamsuddin dan masih banyak lagi.
Jika hal itu benar, dalam hati saya bergumam, sebegitu hebatkah Ahok sampai-sampai orang-orang kelas berat dari umat Islam Indonesia membuat petisi?
Perkara Ahok seorang yang memaksa tokoh-tokoh kelas berat umat Islam bersuara bukan kali ini saja. Ketika kawasan Luar Batang diancam gusur oleh Ahok, tokoh kelas berat juga telah turun. Tetapi apa hasilnya? Gusur tetap terus, Ahok tetap berkibar-kibar bagaikan bendera gagah berani.
Sampai di situ apakah tokoh-tokoh itu berhenti bersuara? Tidak. Tapi kalau cuma dianggap angin lalu saja oleh Ahok, harusnya perlu ada evaluasi. Kok bisa seorang Ahok demikian superior dan perkasa mengabaikan suara-suara yang mencerminkan suara warga ini?
Mungkin suara itu perlu bertukar wujud menjadi sesuatu yang dapat memaksa Ahok stop. Wujudnya seperti apa, tokoh-tokoh itulah yang memutuskan. Jika cuma bersuara terus dan tak digubris oleh Ahok, lama-lama saya hawatir, wibawa mereka akan merosot juga di hadapan umat. Umat sekarang sangat pintar, nanti mereka bisa bilang, yaah..suara bapak tak bertaji. Lalu bagaimana dong?
Mungkin perlu menempuh pendekatan lain yang tidak tradisional. Ahok ini berani, karena ada yang backing. Siapa lagi kalau bukan penguasa. Jangan lagi main kerambol. Tembak Ahok padahal yang dituju Jokowi.
Kan bisa tokoh-tokoh itu tembak langsung. Capek ah..tiap hari isunya Ahok terus. Lama-lama dia besar kepala karena merasa sukses mengganggu orang senasional. (sed)