Nusantarakini.com, Jakarta –
Tahukah Anda, bisnis besar di Indonesia tidak akan lancar jika tidak aman dari berbagai risiko. Salah satu risiko khas di Indonesia ialah gangguan dari pemerasan. Untuk meminimalisir risiko itu, penting menempatkan pihak-pihak yang ditakuti oleh para pemeras. Siapa lagi kalau bukan para perwira dari tentara dan polisi.
Anthony Salim merupakan orang terkaya di Asean. Bisnisnya menggurita dari Indonesia, Singapura, Hongkong, Australia hingga Filipina. Di negeri mendiang Marcos itu, sektor telekomunikasi, jalan tol, rumah sakit, air bersih, listrik hingga Mal, dapat dikatakan, Salim mendominasi.
Ajaib sekali, dulunya dari tidak punya apa-apa kini menjadi orang super kuat dan super kaya. Berkat perkongsian mendiang Ayahnya, Sudono Salim dengan Jenderal penguasa penuh Orde Baru, grup salim menjadi konglomerasi yang paling kuat di Indonesia dan regional Asean. Lantas bagaimana sebenarnya kiat dia membina usahanya? Cerita kecil di bawah ini menggambarkan gayanya sebenarnya.
Derek Manangka, seorang jurnalis senior pernah menulis sosok Anthony Salim.
“Anthony Salim dikenal sebagai orang yang sangat cerdas. Kecerdasannya antara lain tercermin dari cara dia membangun jaringan di birokrasi pemerintahan. Tapi yang mengerjakan pembukaan jaringan itu, orang lain.
Anthony antara lain merekrut seorang pemuda bernama Fianto, yang tugasnya hanya untuk bermain golf. Fianto setiap hari harus bisa bermain golf dengan anggota TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Polri yang sudah berpangkat perwira menengah (Mayor, Letkol dan Kolonel).
Pilihan terhadap para anggota dari semua angkatan itu, atas pertimbangan, para perwira itu, kelak menjadi pejabat penting di semua lini birokrasi Indonesia. Hasilnya sepuluh atau duapuluh tahun kemudian ketika para perwira itu sudah menduduki posisi-posisi penting, mereka sudah menjadi sahabatnya Fianto.
Yah sahabat Fianto berarti sahabat Anthony. Karena Fianto bekerja atas misi dan penugasan Anthony Salim. Akhirnya jika Anthony ingin bertemu atau bersahabat, dengan mudahnya Fianto dapat mengatur pertemuan. Jadilah mereka sebagai sahabat yang saling menghargai.
Kepada penulis (Derek), Fianto bertutur bahwa ia dan bossnya (Anthony Salim) memiliki hubungan baik yang berkualitas dengan seluruh petinggi dari semua matra. Berkualitas, sebab cara Anthony merawat hubungannya dengan para jenderal dari semua matra itu, sama dengan ketika mereka belum menjadi perwira tinggi bahkan setelah tidak lagi punya jabatan.
Anthony ingin persahabatan yang langgeng. Sejauh mungkin menghindari konflik.”
Dari ilustrasi itu kita dapat mengetahui cara khas yang digunakan oleh Anthony Salim. Memelihara kontak dengan orang-orang yang kelak berkuasa adalah jaminan bagi kelanggengan dan kelancaran bisnis. Itulah trik Anthony Salim. (sed)