Nusantarakini.com, Jakarta –
Akbar Buchari (21 tahun) bekerja di kapal penangkap ikan milik Taiwan dengan nama lambung “Chin Jin Ming”. Di kapal itu juga bekerja ABK yang berasal dari Korea Utara.
Lazimnya hidup di lautan di atas kapal, selalu saja terjadi perselisihan antar ABK. Buchari sebagaimana umumnya orang Indonesia tahu menjaga diri dan menahan sabar dari intimidasi orang lain.
Jin Kyong Il (27 tahun) ABK dari Korut tersebut, merasa superior di hadapan Buchari, ada-ada saja ulahnya untuk memancing emosi Buchari. Buchari tak mau ambil peduli dengan tingkah orang Korut itu.
Namun didiamkan begitu rupa oleh Buchari, malah Kim mengajak berkali-kali Buchari untuk berduel. Pada malam naas itu, akhirnya Buchari meladeni tantangan Kim.
Di buritan kapal tempat mereka bekerja terjadilah duel mempertaruhkan hidup mati antar kedua ABK tersebut. Tanpa dinyana, Buchari yang usianya di bawah Kim dapat menaklukkan Kim. Kim tewas bersimbah darah oleh tusukan pisau Buchari.
Akibatnya Buchari begitu kapal bersandar di pelabuhan senegal, pemuda asal Pemalang itu ditahan oleh polisi setempat.
Menurut Akbar Buchari kepada kepolisian setempat, dia berkali-kali diprovokasi oleh Kyong Il dan ditantang untuk duel. Namun seringkali Akbar mengalah dan tidak menggubris tantangan tersebut. Akbar terus sibuk melakukan pekerjaannya di atas kapal.
Namun pada malam maut itu Akbar akhirnya meladeni tantangan Kyong Il ketika diajak bertemu di buritan kapal. Kyong Il akhirnya kalah dan tewas bersimbah darah.
Reaksi yang dilakukan oleh Buchari mengingatkan reaksi khas orang Indonesia pada umumnya. Sekali tiga kali dia akan bersabar dan diam. Tetapi jika sudah melewati batas dan menyinggung harga diri, dia tidak segan-segan mempertaruhkan nyawanya atau pun nyawa musuhnya sebagai jawaban atas pelecehan harga dirinya. (sed)