Nusantarakini.com, Jakarta-
Ahok “Jangan Melepas Burung Punai di Tangan”
by Osmar Tanjung*
Sahut-sahutan antara Ahok dan pendukungnya dengan DPP dan kader PDI Perjuangan semakin seru dari hari ke hari. Desakan Teman Ahok agar PDI Perjuangan mendukung Ahok maupun dari politisi dan pengamat politik semakin kuat gaungnya. Ahok semakin di atas angin dan semakin digjaya.
Kedigjayaan Ahok sedikit terusik dari pernyataan Andreas Hugo Pareira, salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan yang men-down grade status pencalonan Ahok dari cagub menjadi cawagub. Pen-down grade-an ini cukup masuk akal dengan cara hitung-hitungan kursi dukungan pencalonan Ahok. PDI Perjuangan memiliki 28 kursi di DPRD DKI, sedangkan 3 partai pengusung Ahok : Golkar, Hanura dan Nasdem memiliki total 23 kursi. Masuk akal, karena 23 kursi kok ngatur yang memiliki 28 kursi.
Ahok bukan hanya meradang, melainkan tercabik-cabik harga dirinya oleh ulah Andreas Pareira yang akan mencalonkan Ahok menjadi cawagub oleh PDI Perjuangan. Ahok sebagai Gubernur DKI sudah berjuang dan bekerja keras dengan sepenuh jiwa raganya untuk memperbaiki Jakarta, membereskan drainase, lancarnya aliran sungai di Jakarta dan sekitarnya yang selama ini menjadi biang banjir, kok dinafikan pencalonannya oleh Andreas Pareira menjadi cawagub. Down grade jabatan ini sangatlah tidak elok.
Sementara Teman Ahok tidak dalam posisi menyetir pencalonan Ahok karena keputusan Ahok jadi cagub atau cawagub sepenuhnya diserahkan kepada Ahok. Sepantasnya Teman Ahok tegas bahwa pencalonan Ahok harus menjadi calon gubernur. Menanggapi pernyataan Andreas tersebut, pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, berharap “PDI Perjuangan mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri” ketimbang menarik Ahok menjadi calon wakil gubernur. Saya percaya keyakinan Amalia karena Ahok punya Tim Sukses yang hebat dan mumpuni. Tim Suksesnya dipimpin oleh Nusron Wahid yang didukung nama besar dan top seperti Ruhut Sitompul, Martin Manurung dan lainnya.
Sebaiknya Ahok fokus saja untuk persiapan pemenangannya bersama dengan pendukung dan 3 partai pengusungnya. Ahok harus merawat dan membangun soliditas dengan Teman Ahok, Golkar, Hanura, Nasdem dan relawan pendukung lainnya untuk mempersiapkan diri dalam proses pendaftaran Pilkada DKI nanti tanggal 19-21 September 2016. Karena proses pendaftaran tidak hanya menyangkut administrasi, melainkan juga persiapan program politik ke depan untuk tahun 2017-2022. Toh syarat 23 kursi sudah memenuhi angka psikologis minimal 22 kursi dalam syarat partai pengusung yakni 20 persen dari jumlah total 106 kursi di DPRD DKI.
Jangan melepas”burung punai yang sudah di tangan”, begitu kata pepatah lama. Ahok sebaiknya memastikan kepada 3 partai pengusung yakni Golkar, Hanura dan Nasdem untuk tidak menghianati dirinya agar syarat 22 kursi sebagai syarat minimal untuk pendaftaran sebagai calon gubernur dapat dipenuhi. Tanda-tanda “khianat” mulai tampak pada salah satu partai pengusung, sedikitnya di tingkat DPD oleh salah satu partai yang mulai mendukung calon lain minggu lalu.
Kepastian dalam politik memang sulit, namun sebagai CEO partai pengusung, jangan pula nasib Ahok seperti Song Jiang dalam “Legenda China : Water Margin” yang bernasib tragis karena tidak tegar dalam mengambil keputusan. Amsyong lu nanti Hok!!!
*Osmar Tanjung adalah Sekjen Seknas JOKOWI dan Pengurus Komite Penggerak Nawacita. (*mc)