Warkop-98

Trump Sedang Menyindir dan Mendidik Indonesia dengan Pajak 19%

Nusantarakini.com, Jakarta –

Kalau Anda rakyat kecil, apalagi jika hanya jualan di lapak-lapak sempit di pasar, Anda tahu betapa kerasnya berhubungan dengan preman. Sesuka-suka mereka saja memalak dan memeras Anda sebagai pedagang kecil. Dan itulah yang dilakukan oleh Trump terhadap Indonesia.

Kira-kira apa yang dilakukan oleh Trump kepada Indonesia itu tidak ada bedanya dengan cara preman pasar. Bayangkan Indonesia sebagai pedagang kecil. Dan Trump sebagai penguasa pasar.

Indonesia sudah lama buka lapak di pasar milik Trump. Selama ini lancar dan tidak aneh-aneh. Tiba-tiba Trump sebagai penguasa pasar mendengar kabar nggak enak bagi dirinya. Pasalnya ada beberapa pemilik lapak besar lagi bersatu bikin alternatif dari lapak Trump. Namamya lapak BRICS. Dedengkotnya China, yang juga sebenarnya punya lapak besar di pasar Amerika, yang berada dalam kontrol Trump.

Sebagai pemilik pasar, Trump marah besar. Dia pun beraksi. Tiba-tiba saat Indonesia lagi gelar lapak di pasar Amerika, Indonesia dapat surat maklumat dari bos pasar Amerika, bapak Trump.

“Mulai sekarang, pajak lapak jadi 32%. Kalau tidak, lapakmu kami tutup.” Itu isi maklumat Trump.

Kontan Prabowo sebagai pemilik lapak dag dig dug. Malah baru dipilih pula sebagai Ketua Indonesia. Bahaya juga jika ancaman Trump ini tak bisa diringankan. Legitimasi sebagai Ketua Indonesia bisa melorot di mata anggota-anggota.

Prabowo pun menelepon Bos Besar, Trump. “Bos, janganlah begitu sama kami. Kami ini tak kuat jika bayar 32%. Habislah untung kami untuk bayar lapak,” rayu Prabowo memelas.

“Bajigur juga kalian. Ngapain kalian ikut-ikutan Geng China itu. Ngapain masuk BRICS. Nantang kau ya sama aku?!,” hardik Trump.

“Tolonglah bos kurangi pajaknya. Macam tak tahu pula Bos ni kesetiaan kami sama Amerika. Tolong Bos, ya,” Prabowo memelas.

“Kau kan tahu salahmu. Sejak Jokowi, kulihat klen makin lengket aja sama China. Emang yang menjaga kalian supaya tidak pecah selama zaman Orde Baru itu, siapa?!” Trump menumpahkan murkanya.

“Tolonglah Bos. Tak enak awak sama anggota di sana. Habis reputasi awak nanti,” pinta Prabowo.

“Kalau gitu, begini saja. Kau nggak usah rekam percakapan ini. Kau sukak kali pun merekam-rekam kunampak. Sekarang tarif klen kuturunkan pun. 19% lah. Menang dikitlah kalian dari Malaysia dan Vietnam. Sebenarnya awak udah muak sama kalian. Sok belagu. Tapi ada syaratnya kau, ya. Produk-produk Amerika seperti gandum, kedelai, BBM dan produk-produk lainnya, yang kau jual ke anggota-anggotamu dan kampungmu sana, tidak boleh kau pasang pajak masuk lagi. Nol persen pokoknya. Uda itu, tambang tembagamu, kami mau eksploitasi. Klen banyak kali kasi bagian ke China. Aku mau sepak China dari kalian. Setuju nggak, kau?” tekan Trump.

“I…ya…,” jawab Prabowo.

“Yang motan (mantap) jawabnya, napa?,” ucap Trump.

“Iya….,” jawab Prabowo lagi.

“Ada lagi. Kalian harus beli pesawat ke saya. Kami kan ada Boeing. Jangan kemana-mana kalian. Rafale punya Prancis, masih bisa awak ngertilah. Tapi kalian mau beli J apa kek namanya, tak boleh. Ngorti klen? Gimana deal, ya?,” tanya Trump.

“Deal, Bos,” saut Prabowo kontan.

Setelah itu tugas anggota Prabowo ke khalayak internal bagaimana memberikan pengertian supaya hukuman dan pemalakan Trump kepada Indonesia dikesankan tidak terlalu merugikan Indonesia. Bahwa kesan hukuman dan pemalakan yang konyol dan bajigur dari raja preman dunia kepada Indonesia yang lemah tak berani menantang dan melawan, tidak bisa dihapus dari pemahaman publik yang waras otaknya. [mc]

*~Bhre Wira, Kolumnis, Mantan Ketua PB Salah Satu Organisasi Mahasiswa di Indonesia. 

Terpopuler

To Top