Politik

Koalisi PKS-PDIP di Jakarta Semoga Merembet ke Sumut untuk Kalahkan Bobby

Kolase Foto Koalisi PKS dengan PDIP. (Foto: Wartakotalive.com/Tribunnews.com)

“Ini memberi contoh kepada rakyat bahwa parpol yang islami tapi nasionalis, bisa bergandengan tangan dengan partai nasionalis tapi agamis. Saya melihat PKS ini seperti Masyumi pada Pemilu tahun 1955.”

Nusantarakini.com, Jakarta –

Aktivis senior era ’98, Guntur Siregar berharap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkoalisi pada Pilgub Jakarta 2024 ini. Koalisi kedua partai di Jakarta ini diharapkan semoga bisa merembet ke daerah-daerah lain seperti Sumatera Utara (Sumut).

Guntur meyakini, meski kerap disebut memiliki ideologi politik yang berbeda, bukan halangan bagi kedua partai itu untuk berkoalisi. Bahkan kebersamaan PDIP dan PKS ini akan memberikan pendidikan politik kepada publik.

“Ini memberi contoh kepada rakyat bahwa parpol yang islami tapi nasionalis, bisa bergandengan tangan dengan partai nasionalis tapi agamis. Saya melihat PKS ini seperti Masyumi pada Pemilu tahun 1955,” terangnya, dikutip KBA News, Jakarta, Kamis, (18/7/2024).

Menurut Guntur, seperti komposisi pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur (cagub-cawagub) di Jakarta yang diidealkannya, di mana Anies Baswedan didorong PKS berpasangan dengan kader PDIP. Demikian pula cagub petahana Sumut Edy Rahmayadi berduet dengan kader partai berlambang kepala banteng tersebut.

“Biarlah Edy Rahmayadi menjadi kader PKS seperti Anies di Pilgub Jakarta,” ucap mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Raya, organisasi mahasiswa yang kerap diidentikan dengan PDIP ini.

Eks Sekjen Projo ini yakin, koalisi PDIP dan PKS dengan mengusung Edy Rahmayadi sebagai calon gubernur akan bisa mengalahkan Bobby Nasution. Meskipun Wali Kota Medan yang juga menantu Presiden Joko Widodo alias Jokowi tersebut didukung banyak partai seperti Gerindra, PAN, Golkar, NasDem, PKB, Demokrat, dan PPP.

“Karena Bobby belum ada karya yang membuat bangga warga Kota Medan selama menjabat Wali Kota. Publik melihat (Bobby) hanya karena menantu Presiden Jokowi saja. Begitu habis jabatan Jokowi bulan Oktober, publik sudah biasa saja melihat Bobby Nasution,” tegas tokoh nasional yang berasal dari Gunung Tua, Sumut ini.

Sebagai informasi, sebelumnya Guntur menilai sebaiknya PDIP berkoalisi dengan PKS dengan mengajukan kadernya sebagai cawagub. Sementara cagubnya adalah Anies setelah bakal cagub petahana itu masuk menjadi kader PKS seperti yang disyaratkan partai dakwah tersebut sebelum mendeklarasikan pasangan Anies-Sohibul Iman.

“(Anies) jadi kader PKS atau Sohibul jadi cawagub,” ungkap Guntur terkait dua opsi yang diberikan PKS kepada Anies sebelumnya jika hendak diusung sebagai calon gubernur.

Sekjend Relawan BroNies ini juga meyakini, koalisi PKS dan PDIP ini sangat tepat dan semakin memperbesar potensi untuk memenangkan kontestasi. Di samping memiliki figur calon yang kuat, juga disokong dua partai yang sama-sama memiliki kader militan di lapangan sehingga bisa menguasai Jakarta. Terbukti pada Pemilu 2024 lalu PKS keluar sebagai juara 1 dan PDIP juara 2 di Jakarta.

“Komplet suara utuh di Jakarta. Suara Anies dan PKS kuat di Jakarta Timur, Pusat dan Selatan, diisi oleh suara PDIP di Jakarta Barat dan Utara,” tandas Guntur mengakhiri.

Sebagaimana diketahui terkait Pilgub Sumut, saat ini hanya tinggal tiga partai yang tidak mendukung Bobby. Yaitu, PDIP, PKS, dan Hanura. PDIP dengan PKS sendiri telah melakukan penjajakan ke arah pembentukan koalisi. Edy dan kader PDIP Nikson Nababan disebut-sebut mencuat sebagai opsi pasangan calon yang akan diusung. [mc/kba]

Terpopuler

To Top