“Budi Arie Setiadi alias Muni dan Joko Widodo alias Jokowi, saling melindungi dalam menutupi kebobrokannya. Budi Arie dan Jokowi seperti dua sejoli dalam rezim tirani. Budi Arie sembunyi di ketiak Jokowi. Sampai kapan pun bau busuknya menyengat, itu menjadi tempat yang aman.”
Nusantarakini.com, Bekasi –
Budi Arie Setiadi bukan sekedar tidak kompeten memimpin kemenkominfo. Perilakunya sebagai pejabat juga membahayakan pertahanan dan keamanan negara.
Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang menjadi tanggungjawabnya, mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware. Tidak hanya melumpuhkan pelayanan publik, data penting dan strategis baik milik instansi pemerintahan seperti imigrasi, dukcapil dll., maupun data seluruh rakyat rentan bocor dan berpotensi disalahgunakan.
Hingga saat ini Budi Arie tidak menunjukkan pertangungjawabannya secara moral, etika dan hukum. Padahal publik sudah mendesaknya untuk setidaknya mundur dari jabatan menteri kominfo yang diembannya.
Jokowi sebagai presiden yang mengangkat Budi Arie menjadi pembantunya juga tidak memberikan sangsi tegas. Ini memberikan kesan Jokowi melindungi Budi Arie, atau sebaliknya, Budi Arie loyalis dan “die hard”-nya Jokowi yang banyak memegang “kartu turf”-nya Jokowi sehingga harus terus dipelihara dan dijaga.
Budi Arie telah menjadi simbol terbaik dan representasi paling akurat dari rezim Jokowi yang tak tebilang lagi amburadulnya. Baik Jokowi maupun Budi Arie seperti buah pinang dibelah dua, sama-sama saling bekerjasama dalam penyimpangan dan saling menyimpannya.
Budi Arie dalam kasus bocornya PDSN bukanlah yang pertama kali soal performa dalam dunia politik dan birokrasi. Sejak menjadi Ketua Umum Projo, ia menjadi sosok orang dekat Jokowi yang jorok dan urakan. Sering overlap dan intervensi pada yang menjadi batasannya, baik secara kewenangan dan kepantasannya.
Muni, panggilan si Budi Arie ini juga terkenal sebagai orang dalam lingkar kekuasaan yang bocor mulutnya, alias mulut ember. Publik ingat ketika Projo yang hanya sebatas relawan yang dipimpinnya, ikut mengatur partai politik dan pemerintahan jelang pilpres 2024. Begitupun saat diskusinya yang viral soal orang-orang irisan Jokowi akan dipenjara jika kalah dalam pilpres 2024.
Begitulah sosok Budi Arie, bukan sekedar ditempatkan sebagai “anjing penggonggong” bagi kekuasaan. Ia juga seperti seekor “badak” yang terus membuka jalan berduri bagi langkah-langkah politik rezim. Tak peduli seberapa bobroknya, tak peduli seberapa busuknya, bagi Jokowi, Budi Arie memang orang yang cocok menjadi kuda tunggangannya.
Sementara itu, Budi Arie tak peduli dengan hukum moral, hukum sosial dan hukum pidana, selama masih nyaman bersembunyi di ketiak Jokowi. Selama masih aman dan kekuasaan rezim Jokowi bertahan, Budi Arie akan terus memajang muka temboknya yang kuat dan kokoh. Muka Tembok yang tak tahu malu ala Budi Arie alias Muni. [mc]
Bekasi Kota Patriot, 28 Dzulhijjah 1445 H/5 Juli 2024.
*Yusuf Blegur, Mantan Presidium GMNI.