Nusantarakini.com, Jakarta –
Keyakinan akan menjadi komoditas yang sangat mahal jelang pemilu 2019. Nyaris semua politisi tampil meyakinkan agar para voters yakin. Sedihnya, keyakinan para politisi tidak linier dengan real politik yang terjadi. Rata rata hasil survey menunjukkan tingkat keyakinan publik pada para politisi stagnan bahkan menjurus ke distrust.
Figur Jokowi sejatinya merupakan bukti berakhirnya era personal branding yang sempat sangat hit era SBY. Pilkada era Jokowi telah menunjukkan bahwa program dan kinerja tidak bergantung pada kekuatan profil diri. Tentu amat bodoh jika cara-cara usang dengan kaos dan baliho full foto masih saja bergentayangan merusak pemandangan.
Aksi Jokowi selama empat tahun terakhir telah merusak logic otak kiri para politisi oposisi. Terakhir saat Jokowi bermain dengan simulasi, para haters yang mempertanyakan aspek realitasnya justru menjadi lelucon. Publik secara sempurna telah menjelma sebagai spectacles society yang menikmati tontonan tanpa perlu meyakininya.
Wajar, Lembaga survey akhirnya berkali-kali kecolongan dalam memprediksi swing voters. Mengapa? Karena yang ditanyakan pada responden adalah opini, dimana opini berangkat dari realitas. Problemnya, realitas kontemporer yang penuh dengan simulasi jelas tidak mungkin menghasilkan keyakinan.
Akhir kata pada para politisi, selamat tampil meyakinkan bersama para lembaga survey, mudah mudahan swing voters dapat berbaris disiplin sesuai perintah kalian. [mc]
*Ziyad Falahi, Pemerhati Sosial Politik.