Nusantarakini.com, Jakarta –
Seorang motivator melatih beberapa orang bagaimana mencari rezeki. Inilah yang dia lakukan. Dan temukan kelucuan berikut.
Sang motivator pun berkata. “Siapa yang mau uang?” seru sang motivator sembari mengacungkan selembar uang seratus ribu. Apakah reaksi para peserta?
Ada yang ngacungkan tangan. Ada yang cuma melongok menyaksikan uang di tangan sang motivator. Ada yang cuma senyum. Ada juga yang berdiri di atas kursinya. Tapi tak ada seorang pun yang maju ke depan mengambil uang itu dari tangan sang motivator.
Sang motivator pun menerangkan hal berikut. “Coba lihat. Bagaimana mungkin rezeki berupa uang seratus ribu ini berpindah tangan, jika kalian hanya senyum, melongo, berdiri dan paling maju hanya mengacungkan tangan. Jelas rezeki ini tidak akan kalian peroleh, bukan?”
Para peserta termangu. “Bahkan jika kamu berlari mengambil uang ini dari tanganku, belum tentu uang itu akan menjadi milik kalian dan dapat kalian nikmati. Begitulah rezeki. Musti dikejar dan menuntut tindakan. Tidak hanya sekedar menyampaikan minat. Apalagi cuma dipikirkan. Rezeki itu tidak datang ke tangan kalian. Begitu sunnah Allah.”
“Malahan, jika kalian sudah bertindak, masih memerlukan negosiasi alot. Bisa jadi saya yang megang uang ini berubah pikiran, walaupun kalian telah menyerbu ke depan meraih uang ini dari tanganku. Begitulah rezeki. Dia memang harus dituntut, diambil dan direbut.
Ini pula yang menjelaskan kenapa orang kafir, kok rezekinya banyak. Karena mereka melaksanakan sunnatullah dalam meraih rezeki. Mereka kejar, ambil dan rebut. Kita kadang-kadang, mengabaikan sunnah itu. Kita cuma mempercakapkan rezeki, atau malah sekedar memikirkannya, tapi tidak mengejar dan meraihnya dengan keras,” urai sang motivator.
~ Ehsi Ribi