Nusantarakini.com, Jakarta –
Pada tahun 1972 saya bersama Prof Fuad Hasan dan Jenderal Soemitro Pangkopkamtib datang ke Pulau Buru. Kesimpulan saya adalah 90% tapol tidak paham politik. Mereka terbawa suasana dan menjadi ‘korban’ perseteruan elit politik era Perang Dingin. Yang sadar ideologi hanya 10% saja.
Perhitungan saya waktu itu dari 7 (tujuh) juta anggota PKI ada sekitar 200.000 anak keturunannya yang masih berusia di bawah 12 tahun, 20 tahun ke depan seberapa besar mereka ini menjadi ancaman? Sehingga saya terus berusaha mancari tahu di mana saja dan oleh siapa saja mereka ini dibina. Sehingga saya usulkan agar ada program untuk melakukan penelusuran secara mendalam terhadap mereka.
Ternyata ada yang dibina dan ditampung oleh yayasan, beberapa di antaranya yasasan Katolik. Tidak ada yayasan atau organisasi Islam yang membina mereka. Sekarang mereka berusia 40-45 tahun.
Pengikut PKI itu sama seperti pecandu narkoba. Harus dibina agar sembuh. Jadi kalau sekarang orang ramai bicara soal kebangkitan PKI itu sebenarnya tergantung pada 2 faktor; yaitu pertama siapa aktor-aktor yang memotivasi, dan kedua faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
Komunisme adalah Sparing Partner Kapitalisme
Deng Xiao Ping mencetuskan ide ‘One State Two Systems” (satu negara, dua sistem) sehingga Cina yang dulunya adalah negara komunis berubah menjadi negara kapitalis (kapitalisme negara, state capitalism).
Cina daratan sekarang ini berusaha melakukan hegemoni untuk menguasai dunia, bersaing dengan USA dan sekutu-sekutunya. Salah satunya melalui proyek OBOR (One Belt One Road) untuk menghidupkan kejayaan jalur sutra perdagangan dunia, dengan biaya 1 Trilyun USD (dari sekitar 28 T cadangan duit Cina).
OBOR dibangun di darat dan laut ke Eropa dan Amerika melalui berbagai negara di Asia Pasifik dan Afrika.
Salah satu jalur OBOR melewati Myanmar yang dari dulu dikenal sebagai jalur narkoba bagian dari segitiga emas narkoba di Asia (Burma, Laos, Thailand) sejak zaman Perang Candu. Saat ini saja kita lihat berton-ton narkoba masuk ke Indonesia dan mulai menyasar anak2 SD. (Apa jadinya kalau jalur segitiga emas narkoba Asia Tenggara itu terintegrasi dengan jalur infrastruktur OBOR Cina?)
Itulah mengapa Rohingya dibantai rezim junta militer Myanmar karena mereka sudah menjadi komprador dan bodyguard strategi global Cina melalui pembangunan infrastruktur, invasi dan investasi penguasaan Asia Tenggara. Pelabuhan internasional Cina akan dibangun di Myanmar yang punya akses laut ke Samudera Hindia, dan akan dilengkapi dengan jalur pipa gas. (Akses laut Cina selama ini harus melalui Laut Cina Selatan dan Selat Malaka).
Di samping itu banyak negara di Asia Tenggara yang sudah dikuasai Cina seperti Laos, Kambodia dan Malaysia. Banyak tanah di sekitar KL yang sudah dikuasai Cina. Cina akan mebuaat kota baru di negara-negara luar Cina sebagai ibukota Cina. Di Malaysia akan dibangun kota baru dilengkapi jalur KA ke Beijing via Johor Baru dengan anggaran Rp 500 Trilyun.
Meikarta juga diproyeksikan sebagai kota baru untuk persinggahan warga Cina dengan anggaran Rp 278 T. Semua adalah proyek ekspansionis hegemonis Cina untuk menguasai negara-negara di Asia.
Wisatawan dari Cina yang datang ke Indonesia berkisar 20% dari keseluruhan 6,7 juta turis asing di Indonesia (2016). Kita tidak tahu apakah mereka itu pulang lagi ke negaranya atau stay di Indonesia.
Kembali ke soal PKI, sebagai ancaman ideologi sebenanrnya sudah tidak ada. Gerakan komunis internasional (Kominter) sudah tidak ada. 1991 ketika Tembok Berlin runtuh sebenarnya menandai berakhirnya ideologi komunis di dunia.
Generasi penerus PKI ini hanya dijadikan sebagai alat untuk mengamankan proyek-proyek Cina di Indonesia. Seperti yang disampaikan Ustadz Abu Ridho di sesi awal tadi tentang adanya Keputusan Kongres Nasional ke-8 LMND (Liga Mahasiswa Nasional Indonesia) di Rangkasbitung yang dihadiri oleh anak-anak PKI. Mereka akan menguasai 7 desa di tiap kabupaten/kota dan akan mengamankan asset2 perusahaan dan proyek2 Cina di Indonesia.
Dendam kesumat PKI ini disalurkan melalui populisme (paham yang mementingkan rakyat kebanyakan). Sejalan dengan program Yahudi 1776 dan Protokol Zionis 1842 dengan jargon ‘One State, One Society. One Globe, One Government’ (Satu negara, satu masyarakat. Satu dunia, satu pemerintahan). Yahudi akan menguasai dunia melalui penguasaan pasar, penguasaan keuangan dan penguasaan sumber daya alam (SDA).
Yahudi sudah lama menguasai dunia. Keluarga Rotschild saja menguasai aset 1 Trilyun USD. Ada 12 keluarga besar Yahudi menguasai asset dan tersebar di USA, Eropa dan Australia.
Lantas apa kaitannya dengan PKI? Karl Marx adalah seorang Yahudi! Manifesto Komunis = Yahudi. Kapitalisme adalah merkantilisme. Sehingga sebenarnya Komunisme adalah Sparing Partner Kapitalisme. Sehingga saat kita lihat kebangkitan kaum new left (kiri baru) yang sekaligus juga muncul kebangkitan populisme di Barat. Populisme itu kini juga sudah diadopsi oleh kelompok-kelompok yang dendam kesumat tadi (anak-anak PKI).
Sikap Ummat Islam
Kita harus waspada atau diam saja? Menurut saya ummat Islam harus ekstra waspada. Karena ideologi 2 (dua) sistem (kapitalisme dan komunisme) itu tadi akan diterapkan juga di negara-negara lain di luar Cina, termasuk di Indonesia.
Dulu di zaman orde lama NASAKOM jelas sekali dibenturkan dengan ummat Islam dan TNI. Sehingga sikap Ummat Islam dan TNI juga tegas. Saat ini bisakan kebersamaan ummat Islam dan TNI itu dijalin lagi? Sementara banyak perwira-perwira militer yang sudah hidup enak sekarang.
Indonesia Harus Berdaulat
Indonesia harus berdaulat! Jangan mau dijadikan obyek ekspansi dan populisme negara lain. Tahun 2030 akan muncul ANCAMAN BESAR yaitu perebutan PANGAN dan ENERGI di seluruh dunia. Penguasaan pangan oleh perusahaan Israel di Indonesia dilakukan melalui Cargill. Penguasaan energi khususnya di Papua oleh negara-negara asing, terutama gas, minyak bumi, energi surya dan panas bumi. Banyak perusahaan Israel yang mengincar beberapa wilayah di Jabar dan Banten.
Cina juga sudah ancang-ancang akan merebut perkebunan dan pertanian di Papua. Sudah ada banyak kontrak antara kepala-kepala daerah dengan perusahaan-perusahaan Cina.
Di Sulawesi Tenggara ada tambang nikel. 50% penumpang pesawat Jakarta-Kendari PP adalah orang-orang Cina. Uranium (bahan nuklir) dengan deposit besar ditemukan di Sulbar, Kalteng dan Papua. Indonesia akan menjadi PUSAT PERTARUNGAN sumber daya alam!
Di antara kebangkitan PKI, masa depan ummat Islam dan kedaulatan bangsa Indonesia kita harus MEMBANGUN INDONESIA BARU, membersihkan kepentingan asing yang merusak kedaulatan.
Susun barisan! Bukan hanya menghadapi PKI tetapi yang lebih besar. Yaitu kaki tangan asing yang membuat kita tak berdaya. Sanggupkah kita mengamankan kedaulatan kita?
Jangan sampai Indonesia menjadi negara bermata uang Cina karena tak sanggup bayar utang ke Cina! Bisakah kita dengan tegas berkata seperti Mahathir Muhammad, ex PM Malaysia, bahwa kita sudah mulai dijajah?
Renungkan bersama! Tindak lanjuti! Ini hanya pengantar. Bikin posko-posko untuk mengantisipasi ancaman-ancaman tersebut. Terutama di Banten. Ancaman ini lebih berbahaya daripada letusan Gunung Agung, yang letusannya diyakini oleh banyak orang akan diikuti dengan pertumpahan darah (lagi).
Serang, 30 September 2017.
(Disampaikan di depan para Tokoh, Alim dan Ulama Banten di Kota Serang)
*Suripto SH, Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan [erche]