Nusantarakini.com, Jakarta – Ini tentu bukanlah yang dimaksudkan dengan Islam Nusantara. Namun praktik shalat tarawih yang cepat bukan hanya terdapat di Bilitar. Di beberapa tempat seperti Sumatera, nusantarakini.com juga tahu ada praktik shalat tarawih ngebut.
Di sebuah pondok pesantren di Bilitar, dikabarkan melaksanakan sholat terawih tercepat dengan 23 rakaat hanya dengan 7 menit. Seperti yang terlihat di video, shalat tarawih tersebut tidak ada jeda per rakaat (tumakninah). Padahal tumakninah merupakan hal yang diwajibkan. Apakah shalat tarawih mereka tersebut salah? Nyatanya tradisi shalat tarawih cepat tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam. Bahkan ribuan jamaah memadati mesjid Pondok Pesantren Mambaul Hikam, tempat shalat tarawih itu diselenggarakan.
Salah satu jamaah mengaku bahwa tujuannya selain untuk beribadah juga sekalian berolahraga.
Menurut ketetangan pemilik pondok, dahulu tarawih dipercepat karena alasan banyaknya warga desa yang bekerja dan menghendaki rakaat tarawih dipercepat.
Bagaimana pun jika melihat pelaksanaan shalat seperti yang terdapat di video, jelas sudah tidak sesuai tuntunan shalat tarawih. Tarawih sendiri berarti istirahat. Maksudnya, shalat malam dilaksanakan dengan tidak terburu-buru. (sed)
