Nusantarakini.com, Jakarta –
Setelah seminggu kita berlebaran juga termasuk lebaran ketupat usai, saatnya kita konsolidasikan kekuatan untuk melawan Rezim Jokowi Pro Cina Raya.
Kegagalan Jokowi memimpin NKRI dan kegagalan Amandemen UUD 2002, diperlukan perubahan total mengembalikan kedaulatan di tangan Rakyat.
Penipuan-penipuan para aktor Negara gagal pro Konglomerat Taipan memerlukan perlawananan dimulai dari konsolidasi kekuatan terorganisir dan terpimpin. Terorganisir dalam sekretariat bersama dan terpimpin dari para pemimpin revolusioner.
Konsolidasi ini termasuk dalam pengorganisiran propaganda untuk perang urat syaraf dan penguatan penyadaran massa rakyat.
Kekuatan nasionalis, kerakyatan, agama dan pribumi termasuk mahasiswa dari seluruh simpul-simpul pergerakan sudah saatnya bekerja kembali dalam perwujudan perlawanan.
Saat ini rakyat perlu disadarkan untuk ikut dalam Perjuangan mencapai harapan-harapan nyata. Yaitu perubahan melalui Sidang Istimewa yang merupakan harapan-harapan nyata dan bukan harapan dongeng dari para pemberi harapan palsu. Untuk itu diperlukan organisasi perlawanan, perang urat syaraf dan perlawanan-perlawanan lainnya.
Para Konglomerat Taipan telah merencanakan misi jahat bersama Jokowi dan jaringan kekuasaannya untuk merebut Negara ini menjadi bagian Cina Raya. Mereka sedang menggelar rencana Imperialisme untuk menindas dan menghisap rakyat dan sumber-sumber kemakmuran rakyat banyak.
Sidang Istimewa hanya bisa dilakukan oleh kekuatan rakyat. Meski bertempat di Gedung Parlemen, pendekatannya mustahil dilakukan melalui pendekatan parlementariat.
Fokus Sidang Istimewa terdiri dari : kembali ke UUD 45 Asli, perkuat hak-hak rakyat pribumi, cabut mandat Rezim Jokowi dan bentuk Pemerintahan Transisi. [mc]
Merdeka.. !!!.
Jakarta, 2 Juli 2017.
*Oleh: Yudi Syamhudi Suyuti
Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia.