Nusantarakini.com, Jakarta –
Perdebatan antara Andi Arief dengan Budiman Sujatmiko di twitter menyisakan hal yang perlu diclearkan, yaitu apakah sebetulnya rasisme itu? Sebab, orang sedikit-sedikit, kerap memojokkan orang dengan label rasis. Tidak terkecuali dalam twitwar antara Budiman Sujatmiko dengan Andi Arief, kali ini oleh Budiman Sujatmiko, Andi Arief dituding rasis.
Rasisme ialah paham politik berdasarkan supremasi dan diskriminasi atas perbedaan warna kulit. Umumnya orang memandang rasisme sebagai paham yang kotor dan jauh dari kemanusian yang beradab, walaupun sebenarnya, di lapangan, ikatan emosional sesama warna kulit tertentu, atau bangsa tertentu, sangat mendrive hubungan kepentingan antar pihak bersangkutan.
Tetapi dalam konteks pembahasan ini, istilah rasisme telah berubah menjadi alat bahasa untuk memojokkan lawan. Dan begitulah Budiman Sujatmiko menggunakan istilah rasisme tersebut.
Pada saat tertentu, istilah rasisme kerap juga digunakan pula sebagai tameng untuk melepaskan diri dari kecaman politis dari pihak lain. Misalnya, jika seorang semacam Ahok yang ingin melepaskan diri dari persaingan politik, saat orang lain mengaitkannya dengan isu dominasi ekonomi, maka dia dapat memanfaatkan isu rasisme sebagai tameng bagi dirinya. Dia bisa berkata, Anda rasis betul membicarakan soal-soal dominasi ekonomi, padahal hal itu diperoleh dengan kerja keras.
Hal ini mirip dengan penggunaan istilah kebhinnekaan untuk meloloskan diri dari sorotan publik yang tidak menyukai terjadinya dominasi yang tidak fair dalam perkara ekonomi.
Melihat hal itu, rasisme memang haruslah dihindari sebagai dasar aksi dan kerangka politik. Tetapi menggunakannya sebagai tameng bagi kepentingan status quo pihak tertentu, juga tidak dapat ditolerir. (dre)