Nusantarakini.com, Manado –
Meski pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 masih 1 tahun lagi, suhu politik di Boroko, ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), sudah terasa meningkat. Ada beberapa bakal calon kepala daerah telah menyatakan sikap siap untuk bertarung pada Pilkada di tahun 2018 nanti. Bahkan di beberapa sudut jalan, sudah terpasang gambar bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan memperebutkan kursi orang nomor satu di daerah yang terdiri dari 6 kecamatan dan 117 desa/kelurahan ini.
Dari beberapa nama yang sudah beredar dan sering diperbicangkan di kalangan masyarakat, hanya empat nama saja yang dinilai paling potensial untuk bersaing, dan kesemuanya wajah lama, yakni Depri Pontoh, Karel Bangko, Hamdan Datunsolang, dan Suriansyah Korompot.
Menurut Hidayat Samaun, perwakilan konsultan politik LKPI-StarPoll Wilayah Sulut, keempatnya mempunyai nilai ketokohan yang bisa dibilang populer di Bolmut. “Depri sebagai bupati, Karel ketua DPRD, Hamdan mantan bupati, dan Suriansyah wakil bupati. Semuanya sama-sama memiliki basis massa besar,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Depri Pontoh dinilai sebagai salah satu balon yang paling berpotensi karena ia adalah bupati Bolmut saat ini. Sebagai incumbent, kinerja Depri dinilai tidak terlalu mengecewakan masyarakat. Depri juga memiliki keuntungan yang tidak dimiliki oleh balon lain, yakni memiliki akses jaringan birokrasi yang sangat mungkin digerakan untuk mendukungnya.
Sang incumbent pun jauh hari sudah menyatakan siap bertarung di Pilkada 2018 nanti. “Papa Adit (sapaan Depri) akan maju lagi. Siapa yang akan mendampinginya, masih menunggu hasil survei kandidat dari tim yang diturunkan Depri,” terangnya.
Selain menjabat sebagai bupati, Depri adalah Ketua DPW PPP Sulut. Pontoh yang ditunjuk langsung DPP PPP maju dalam pilkada 2018 ini, langsung menyatakan kesediaannya sewaktu dilantik menjadi Ketua DPW PPP Sulut beberapa waktu lalu ini.
Namun demikian, lanjut Hidayat, persyaratan kuota kursi legislatif yang harus 20 persen dari jumlah total kursi DPRD menjadi kendala tersendiri. Pasalnya, tidak ada satu parpol di Bolmut, yang memiliki kuota kursi 20 persen. Atau mengusung tanpa melakukan koalisi.
“PPP memang fraksi utuh, akan tetapi hanya 3 kursi. Untuk bisa mengusung, PPP harus sudah ada kesepakatan dengan beberapa partai yang memiliki kursi di DPRD. Tapi, karena elektabilitas Depri yang tinggi saat ini, menjadi daya tarik tersendiri untuk merapatnya parpol lain. Berarti PPP hanya membutuhkan satu kuris lagi untuk mengusung Depri,” paparnya.
Nama lain yang juga perlu diperhitungkan untuk menang di Pilkada Bolmut 2018 adalah Karel Bangko. Selain politisi senior, Karel juga sudah tiga periode menjabat ketua DPRD Bolmut. “Otomatis, memperjuangkan aspirasi masyarakat Bolmut sesuai tupoksinya sebagai wakil Rakyat, adalah kerja hariannya,” terang Hidayat.
Sosok Karel semakin diidamkan masyarakat Bolmut untuk menjadi bupati, dikarenakan karakter Familiar dan tidak neko-neko tersebut. “Bermodalkan kesederhanaan serta suka membaur bersama masyarakat kecil selama berkarir di politik, menghasilkan dukungan yang terus mengalir kepada diri Ketua Partai Golkar Bolmut itu,” jelasnya.
Karel sendiri, telah menyatakan kesiapan maju maju pada pilkada 2018 nanti. Menurut Hidayat, Karel pernah mengungkapkan, “Hari ini, besok, atau 2018, saya siap maju dan bertarung pada pilkada”. Partai Golkar sendiri, saat ini tengah menurunkan tim survei akal calon Wakil Bupati (Cawabup) untuk mendampingi Karel nanti.
Karel, lanjutnya, sudah memiliki tiga program unggulan yang akan dijalankan. Tiga program ini yakni memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan pejabat di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mulai dari Kecamatan Sangkub hingga Kecamatan Pinogaluman, dan memperhatikan tunjangan aparatur desa.
“Karel berkata, niat ikhlas untuk membangun daerah merupakan sarana utama untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat, sehingga apa yang diinginkan oleh rakyat dapat berjalan sesuai harapan rakyat juga, khususnya masyarakat Bolmut. Dan apabila program ini dijalankan maksimal, maka masyarakat Bolmut bisa hidup berkecukupan,” beber Hidayat, konsultan politik yang memenangkan Pilkada 2017 di Halmahera Tengah dan Banggai Kepulauan.
Datunsolang salah satu balon yang paling berpotensi, karena ia adalah mantan bupati Bolmut satu periode yang lalu. Saat dikalahkan oleh Depri lima tahun lalu, perolehan suaranya cukup signifikan. Hamdan dipercaya masih memiliki pendukung setia yang besar. Citra positif selama menjabat bupati periode sebelumnya juga menjadi modal sosial yang kuat bagi Hamdan.
“Banyak yang menyebutkan, di era kepemimpinannya, masyarakat sangat disejahterakan dan hal itulah yang membuat Hamdan bisa mendulang dukungan masyarakat yang dikuatkan dengan pengumpulan KTP. Saat ini pengumpulan KTP sudah mendekati angka 9000 lembar. Keinginan Papa Akbar (sapaan Hamdan) untuk maju bertarung kembali, terlihat dari ungkapan dan keinginannya di berbagai hajatan masyarakat, dan saat ini lebih getol melakukan sosialisasi. Ini adalah bukti keseriusannya,” jelas Hidayat.
Untuk partai pengusung, Hamdan sepertinya tidak akan kesulitan. Selain mendapat lampu hijau dari PKS, kedekatan Hamdan dengan beberapa fungsional partai seperti PDIP dan PAN, nampaknya bisa memuluskannya mendapatkan dukungan partai. Melalui komunikasi instens dengan beberapa partai untuk memenuhi syarat jumlah kursi di DPRD, Ketua DPW PKS Sulut Syarifudin Saafa menargetkan Hamdan menang di Bolmut.
“PKS akan mengusung Pak Hamdan untuk maju nanti. Menurut PKS, Hamdan adalah figur yang dirindukan masyarakat Bolmut. PKS akan berjuang mewujudkan harapan masyarakat tersebut guna hadirnya kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera. Mereka menargetkan kemenangan di Bolmut. Nah, untuk suksesi Pilkada Bolmut mendatang, PKS Bolmut (yang kini memiliki 2 kursi di DPRD) akan berjuang dengan solid dan melibatkan seluruh potensi simpatisan serta sumber dayanya yang ada untuk memenangkan Hamdan. Tentunya dengan berkoalisi bersama partai lain dalam mengajukan calon,” ujar Hidayat.
Petahana lainnya, Suriansyah, rupanya makin pede bakal memenangkan Pilkada 2018 mendatang. Berbekal pernyataan Ketua DPW PAN Sulut Sehan Landjar yang masih memprioritaskan kader PAN untuk maju di Pilkada 2018, peluang pecah kongsi antara Suriansyah dengan bupati, menurut Hidayat, sangat mungkin terjadi.
“Sampai saat ini, PAN belum menentukan siapa kader yang akan direkomendasikan. Adapun nama yang saat ini santer meramaikan bursa pilkada, salah satunya Suriansyah. Dan yang terpenting, politik itu dinamis. Semua kemungkinan bisa terjadi. Sehingga perceraian bupati dan wabup sah-sah saja. Selain dikarenakan sudah tidak ada kecocokan, masyarakat juga akan menilai saat mereka menjabat pejabat publik. Apakah program mereka saat menjabat bisa mewujudkan harapan dari masyarakat Bolmut atau tidak,” terang salah satu anggota konsultan yang telah memenangkan pasangan ZAMRA di Pilkada Bangkep 2017 lalu.
Lanjutnya, dorongan masyarakat yang dikuatkan oleh survei di lapangan, menjadikan keturunan Mokapok ini semakin bulat ikut bertarung mengalahkan bupati saat ini. Suriansyah sendiri menyatakan, keinginannya maju adalah amanah rakyat Bolmut. Karena itu, Suriansyah akan bertarung di Pilkada Bolmut bukan lagi sebagai wakil, namun sebagai bupati.
“Tekad Suriansyah membenahi semuanya di Bolmut, termasuk gaya memimpin serta tegas dan tepat dalam pengambilan keputusan. Suriansyah bahkan menargetkan pembangunan secara merata di semua kecamatan, demi kesejahteraan rakyat,” ucapnya.
Selain mereka berempat, menurut alumni FISIP Unsrat Manado ini, nama-nama lain yang ikut dibicarakan warga eks tiga swapraja (Kejaraan Kaidipang Besar, Kerajaan Bolangitang, dan Kerajaan Bintauna), seperti Mohamad Irianto Ch. Buhang, Amin Lasena, Amran Lumoto, dan lain sebagainya, hanya akan bersaing memperebutkan kursi calon wakil bupati. “Ketokohan dan popularitas mereka tidak diragukan. Tapi di Pilkada 2018 nanti, mereka lebih memilih menjadi cawabup dari keempat tokoh tadi (Depri, Karel, Hamdan, Suriansyah),” imbuhnya.
Dan yang terpenting, walau secara komposisi etnis penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara relatif homogen, dan dari sisi agama yang dianut penduduk kabupaten ini mayoritas Islam (88,2%), yang menarik kata Hidayat, belum ada bahkan tidak terdengar kandidat dari non-Muslim yang disebut-sebut seperti pada Pilkada 2013 lalu.
“Selain itu, dengan memiliki penduduk perempuan yang banyak (laki-laki 39102, perempuan 37229), dan keterwakilan srikandi di DPRD Bolmut mencapai 15% (3 orang: dibagi merata oleh PKS, PKB, dan Golkar), seharusnya Kaum Hawa ikut dilirik para kandidat bupati sebagai pasangannya,” tandas Hidayat Muhammad Samaun, perwakilan Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI) Sulawesi Utara. (Indra Asiali)