Nusantarakini.com, Jakarta –
Syareat dan Tasawuf
Stop! Merasa Paling Benar
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah kita menjadi seorang yg mempelajari ilmu fiqih juga menjalani tasawuf, janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.:
Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?
(Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, hal. 47)
Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi.
Dalam kitabnya an-Nusrah an-Nabawiah, Hujatul Islam Al Imam Al Ghazal menyampaikan mendalami tasawuf penting sekali. Karena, selain Nabi, tidak ada satupun manusia yg bisa lepas dari penyakit hati. Dengan melakukan riyadloh tasawuf bisa mengobati penyakit hati. Karena ilmu tasawuf mempelajari pada tiga hal sesuai dianjurkan al-Qur’an al-karim.
Pertama, selalu melakukan kontrol diri, muraqabah dan muhasabah. Kedua, selalu berdzikir dan mengingat Allah Swt. Ketiga, menanamkan dalam diri sifat zuhud, qona’ah, waro, ikhlas.
Penyakit hati seperti iri, dengki, pamer, sombong, syirik tdk terlepas menghinggapi org yg dipandang sholeh dan berilmu. Org hatinya berpenyakitan acap memandang diri lebih baik dari org lain. Padahal, hidayah, taufik dan rahmat semata milik Alloh SWT. Sebagaimana kisah wali alloh diakhir hayat tercerabut imannya tergoda iblis laknatullah untuk minum khamar dan menzinahi wanita Namun ada seorang pelacur yg memberi minum anjing kehausan dan seorang penjahat sadis bertobat meski sdh membunuh seratus, diampuni dan masuk sorga Alloh SWT.
Soal hidayah rahasia dan milik Alloh Swt. Sehingga jangan sesekali kita memandang rendah seseorang krn prilaku dosa dan kejahilannya, sebab kita tdk tau perjalanan hidupnya ia mendapat anugerah hidayah dari Alloh Swt, sebaliknya keimanan kita malah dicabut oleh Alloh. A’udzubillah min zalik.
Dlm akhlaq asawuf jangankan terhadap manusia, menyakiti makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan dilarang. Dengan memiliki sikap tasawuf maka kita bisa menjaga sikap merendah diri, kehati-hatian, bersyukur dan keihlasan serta selalu memohon kepada Alloh Swt untuj tetao diberikan kekekalan hdiayah. Jadi tidak merasa diri paling benar, apalagi mudah mengkafirkan sesama orang islam karena tdk sepandangan.
Bukankan disabdakan Nabi SAW barang siapa yg mengkafirkan seorang muslim dan jika perkataan tsb tdk benar, maka perkataan kafir itu jatuh kepadanya..
Suatu ketika dlm perjalanan dakwah dan tabliq di daerah jawa barat, sore hari Kami pernah menjumpai dan berbaur dengan sekumpulan anak muda kampung, dan turut bermaen gitar dgn mereka. Setelah itu kami dgn mudah mengajak mereka sholat berjamaah ke masjid. Kami menanyakan kenapa mereka selama ini malas sholat ke masjid. Jawabnya karena ustad kampung memusuhi mereka..
Kuncinya pendekatan dakwah adalah sikap kasih sayang (mahabbah), maka kita dengan mudah merangkul mereka yg tersisihkan dari masyarakat. Tetapi kalau kita melakukan pendekatan ancaman ( judge), hasilnya umat yg jahil semakin menjauhi agama.
Kerja dakwah adalah kerj hati, bukan sekedar kepintaran berlogika dan retorika. Jika engkau bisa merangkul hati mereka maka mereka akan mengikuti ajakan kita. Inilah kerja nabi dalam berdakwah.
Camkan kerusakan umat yang jauh dari agama, adalah salah kita (saya), dan ini bukan hya tugas ulama, tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama.
Inilah dakwah. Mengajak bukan mencerca. Merangkul bukan memusuhi. Risau kita bagaimana umat memakmurkan masjid dan ikut usaha nabi (dakwah). Risau yang tidak tinggi-tinggi dulu.
Allohu a’lam bishowab. Anonim.
*Jiher Al faqir