Internasional

‘Make America Great Again’: Kebijakan Tarip Trump Menjadi Senjata Makan Tuan

Nusantarakini.com, Jakarta –

Apakah kebijakan tarif Rambo Trump berhasil menyelamatkan industri Amerika Serikat (AS) atau justru sebaliknya menjerumuskan perekonomian AS ke jurang perlambatan bahkan krisis ekonomi?

Nah, mari kita lihat fakta dari data-data yang bisa mengejutkan kita, bagaimana ekonomi Amerika tiba-tiba melambat dan pabrik-pabrik mulai seret?

Kebijakan tarif yang dicanangkan Rambo Trump sejak masa kampanye hingga menjabat presiden adalah bagian dari visinya untuk “Make America Great Again.”

Rambo Trump mengenakan tarif atau pajak impor pada berbagai produk dari Tiongkok dan hampir seluruh negara di dunia, tujuannya: membangkitkan industri dalam negeri, mempersempit defisit neraca perdagangan dan menciptakan lapangan kerja di sektor manufaktur.

Wah, sungguh keren! Tapi tunggu dulu, justru data terbaru menunjukkan hal yang sebaliknya. Sejak kebijakan tarif diluncurkan pada April 2205 lalu, Amerika justru kehilangan 37.000 lebih pekerjaan manufaktur.

Dan yang lebih parah lagi, angka penciptaan lapangan kerja di bulan Mei 2025 19.000, Juni hanya 14 000 dan Juli 73 000. Artinya dalam 3 bulan hanya 106.000 pekerjaan baru.

Bandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang rata-rata bisa mencapai 168.000 pekerjaan baru setiap bulannya. Artinya penurunan yang sangat drastis, bahkan terpaut hampir 400.000 dari proyeksi awal.

Ini adalah sinyal bahwa kebijakan tarif Trump justru berdampak negatif untuk sektor rill. Dan tidak hanya sampai di situ saja, hantu inflasi pun ikut naik hingga Juni telah naik 2,6%.

Barang-barang import untuk keperluan rumah tangga, perabot, furniture hingga mainan anak-anak mengalami kenaikan harga yang signifikan. Karena produsen maupun importir membebankan tarif itu kepada konsumennya.

Artinya, tarif Si Rambo Trump justru jatuh ke tangan rakyatnya sendiri. Dan tidak ketinggalan pukulan lainnya datang dari sisi makro ekonomi.

GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) Amerika hanya tumbuh kurang dari 1,3% secara tahunan dalam paruh pertama tahun ini.

Bandingkan dengan tahun lalu yang tumbuh 2,8%. Ini perlambatan sangat tajam yang menuju potensi resesi ekonomi jika tidak dikendalikan dengan cepat.

Menurut Guy Berger, peneliti senior dari Burning Glass Institute, ekonomi Amerika seperti jalan di tempat. Angka pengangguran belum naik signifikan, tapi penambahan lapanga kerja sangat sedikit.

Di tengah semua data yang mengecewakan ini, Rambo Trump justru memilih untuk menolak fakta ini. Alih-alih merespons dengan koreksi kebijakan, Rambo Trump malah memecat kepala lembaga statistik ketenagakerjaan dan menuduh data itu dimanipulasi untuk tujuan politik.

Lewat ciutan di Truth Social, Rambo Trump menulis: “Angka-angka seperti ini harus adil dan akurat, tidak boleh dimanipulasi untuk tujuan politik. Justru ekonomi kita sedang Booming!!!!”

Sebuah klaim yang sangat bertentangan dengan fakta data data resmi.

Iya, memang ekspor Indonesia ke Amerika bisa terkena efek domino dari pelemahan daya beli masyarakat Amerika. Investor pun ragu, dan arus modal asing mulai meninggalkan pasar Amerika yang tidak stabil.

Dari data-data di atas telah jelas menunjukkan bahwa tarif pajak impor bukanlah solusi ajaib, tapi justru menjadi bumerang ekonomi. [mc]

*Chen Yi Jing, Pemerhati Geopolitik dan Ekonomi. 

Terpopuler

To Top