Eropa-Ukraina Dikorbankan, ‘Elang Botak-Beruang Merah’ Bagi-bagi Kue

Nusantarakini.com, Jakarta –
Dua raksasa dunia, Elang Botak dan Beruang Merah siap duduk satu meja membahas bagaimana bagi-bagi kuenya.
Nah sementara Eropa panik layaknya kebakaran jenggot karena khawatir didepak dari permainan ini. Rambo Trump dengan gaya jumawanya mengumumkan akan bertemu dengan Putin di Alaska pada tanggal 15 Agustus 2205 beberapa hari yang akan datang. Sekaligus memberi kode bahwa Kesepakatan damai mungkin melibatkan “tukar guling” wilayah.
Kabar ini bocor, Ukraina pun langsung lingkang pukang dan negara-negara Eropa pun kalang kabut buru-buru memesan tiket pesawat akhir pekan ini.
Mendadak pejabat tinggi Ukraina dan beberapa negara Eropa mengadakan rapat darurat di Inggris, berharap bisa menyamakan suara sebelum Amerika Serikat-Rusia duduk berunding.
Heboh datang dari Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. Dia mengingatkan Eropa: “Kalau kita terus pasif, kita akan dipinggirkan dalam isu Ukraina.” Bahkan dia mengusulkan KTT Rusia-Eropa.
Dan katanya, “Eropa jangan bertingkah seperti anak kecil yang ngambek di kamar sendiri.”
Namun seheboh apapun Eropa, sekalipun sampai jingkrak-jingkrak, meja perundingan tetap tidak disediakan untuk mereka.
Sejarah menunjukkan, negara lemah tidak punya hak diplomasi.
Viktor Orban bicara pedas tapi jujur. Eropa akan dikeluarkan dari meja perundingan, dan kita akan dipinggirkan dalam urusan keamanan benua sendiri.
Perang Rusia-Ukraina memang meledak di tanah Eropa. Namun peran Uni Eropa hanya sebatas keluar duit dan kirim senjata. Dan tidak memiliki hak bicara. Itulah bidak yang bisa dipermainkan sesuka hati, sesuai dengan kepentingan Negara Besar.
Nah kalau AS dan Rusia sudah sepakat, wilayah Ukraina serta peta Eropa bisa berubah total dalam semalam.
Orban juga menyindir, pemimpin Eropa tidak paham sama sekali cara bernegosiasi dengan Rusia. Bahkan modal tawar-menawar pun tidak tahu. Selama ini hanya mengekor di belakang AS jatuhkan sanksi. Hasilnya ekonomi ambruk, harga energi meroket dan ujung-ujungnya PHK besar-besaran. Bahkan kursi-meja pinggiran pun tidak dapat. Betul-betul hanya dijadikan ATM tanpa hak bicara.
Bagaimana dengan Ukraina? Lebih tragis lagi! Harusnya jadi pameran utama malah jadi menu (daging) di meja perundingan.
Zelensky tetap keras kepala. Pada 9 Agustus 2025 dia menegaskan: “Konstitusi Ukraina melarang pembagian wilayah.”
Namun kenyataan pahitnya, Zelensky lupa kalau pion itu bisa dikorbankan kapan saja untuk menyelamatkan Menteri. Lagi pula siapa yang peduli suara negara pecundang.
Rambo Trump dan Putin sudah mulai menggambar peta tukar wilayah. Donetsk, Luhansk, Zaporizhia, Kherson sampai Krimea, semua siap kembali ke Rusia.
Axios membocorkan, pejabat Ukraina bahkan tidak tahu detail negosiasi AS-Rusia, walaupun Zelensky bilang “tidak akan tukar tanah demi damai.”
Tapi Trump ingin perang selesai dalam 200 hari dan Putin pun setuju untuk membicarakan gencatan senjata.
Dua raksasa sudah sepakat, Ukraina cuma bisa tanda tangan. Konstitusi sekeras apapun, tetap kalah di hadapan meja transaksi kekuatan adidaya.
Kalau Zelensky tidak mau ganti strategi, ya tinggal tunggu dia digulingkan oleh Trump.
Kesimpulannya: permainan kartu antara AS dan Rusia, Eropa hanyalah korban pelengkap penderita yang diperas.
Orban terus terang mengatakan, “Kalau Eropa tetap mengurung diri sambil ngambek seperti gadis 17 tahun, tinggal tunggu giliran menjadi menu hidangan di meja perundingan berikutnya.”
Jangan pernah berteman dengan serigala ganas, suatu saat kita pun akan dimangsanya. [mc]
*Chen Yi Jing, Pemerhati Geopolitik dan Sosial Ekonomi.
