Iran Tidak Sendirian, karena Dukungan Mengalir dari Belakang

Nusantarakini.com, Jakarta –
Bagaimana mengubah arah perang di Timur Tengah, satu-satunya cara adalah dengan bom penghancur bunker super besar milik Amerika Serikat. Itu mampu meledakkan fasilitas bawah tanah Iran dan menghabisi para tokoh penting yang bersembunyi di dalamnya. Itu cara yang jitu untuk menumbangkan Rezim di Iran.
Namun Bom sebesar itu hanya bisa dibawa pengebom strategis Amerika Serikat, bukan jet tempur Israel. Artinya, kalau itu terjadi Amerika harus langsung ikut perang, dan untuk sekarang kemungkinan itu sangat kecil.
Jangan mudah percaya dengan propaganda sesat dari media Barat yang terus menyudutkan Iran dan sekutunya. Mari kita lihat dan bongkar 3 kejadian besar yang terjadi sebelum dan sesudah konflik ini meledak. Dan semua punya sinyal geopolitik yang sangat kuat menunjukkan: “Iran tidak akan goyang. Selama masih ada Sang Naga dari Timur di belakangnya, Iran tidak bakal runtuh.”
Pertama, Pada tanggal 31 Mei 2025 jalur kereta api langsung Iran-Tiongkok resmi dibuka. Jalur ini bukan cuma buat perdagangan saja, tapi bisa digunakan untuk kirim minyak dan logistik perang.
Perang itu bakar duit dan ekonomi! Mari kita tengok Rusia. Bagaimana Rusia bisa bertahan dan tidak tumbang diserang puluhan negara NATO dan lebih dari 5000 sanksi selama bertahun-tahun.
Kuncinya, logistik dan dukungan ekonomi strategis. Selama ekonomi Rusia tetap ditopang Sang Naga, maka sulit bagi Barat untuk menumbangkannya.
Kedua, pada tanggal 15 Juni 2025 yang lalu, Pakistan mengumumkan dukungan penuh militer dan teknologi kepada Iran.
Masih dalam ingatan kita, dunia telah menyaksikan bagaimana Pakistan bukan kekuatan kaleng-kaleng yang baru saja menaklukkan militer Bollywood. Siapa di belakang Pakistan waktu itu? Semua sudah jelas, Sang Naga dari Timur.
Ketiga, Mesir baru saja memasok berbagai senjata militer canggih dari Tiongkok, dan melakukan kerja sama militer strategis dan latihan militer bersama.
Dan hal yang paling mengejutkan adalah pada tanggal 15 juni 2025, Mesir dengan tegas menolak perluasan konflik di Timur Tengah! Israel harus segera hentikan semua agresi militer di setiap front pertempuran. Faham ya kita artinya.
Dunia sudah berubah dengan sangat cepat. Ini tidak mungkin bisa dilakukan Pakistan maupun Mesir pada satu atau dua dekade yang lalu.
KESIMPULAN
Situasi geopolitik sudah sangat jelas, sepanjang Sang Naga ada di belakang walaupun tidak turun langsung ke medan perang. Konflik ini kemungkinan besar tidak akan berlangsung lama.
“Jangan sampai Naga dari Timur turun, karena dunia akan terbakar.”
Apakah Amerika Serikat akan terlibat langsung dengan militernya untuk membantu Israel?
Mari kita lihat dengan objektif kondisi Elang Botak yang sejak Donald Trump naik di puncak kepemimpinan sebagai Presiden dengan berbagai kebijakan yang kontroversi. Mari kita simak faktanya:
1. Sejak Trump naik sebagai Presiden AS langsung mengeluarkan kebijakan “Tarif Sesat” untuk meruntuhkan Tiongkok atau untuk membendung kebangkitan Tiongkok.
Akibat dari ulahnya sendiri justru membuat AS kelabakan dan meminta untuk bertemu Presiden Xie Jin Ping. Karena dengan diamnya Tiongkok menghentikan mengurangi ekspor ke AS termasuk komponen tanah jarang.
Efeknya semua perusahaan teknologi tinggi di AS terancam berhenti produksi atau memindahkan basis produksi. Seperti yang akan dilakukan perusahaan teknologi terbesar di AS, NVIDIA yang berencana memindahkan basis produksinya ke Taiwan.
Dan saat bersamaan indeks dollar jatuh ke bawah menjadi 99.2 terendah sejak awal tahun. Yield obligasi naik tajam. Investor global bukannya khawatir tapi kabur. Sementara pelabuhan pelabuhan-pelabuhan di AS sepi, pasar super market terancam kekosongan barang untuk dijual. Harga barang konsumsi harian rakyat naik dan hantu inflasi sedang mengincar.
Utang nasional AS telah mencapai hampir 38 Trilliun USD dan bunga obligasi akan jatuh tempo di bulan Juni ini.
Kebijakan untuk imigran meledak menjadi kerusuhan di dalam negerinya sendiri. Los Angeles berubah menjadi Gaza dan hampir semua Negara Bagian AS protes walaupun belum semuanya rusuh.
Kondisi ini memberikan momentum bagi oposisi untuk menyerang Trump dan mereka berkelahi sendiri di parlemen. Dan ada kelompok yang ingin mengurangi kekuasaan Presiden Trump, ini kelompok yang menentang perang. Kondisi ekonomi carut marut dan The Fed siap cetak dollar lagi.
2. Militer.
Bangsa Amerika yang kelihatan arogan yang selalu merasa mereka adalah yang terbaik, tapi sebenarnya mereka sangat “polos”.
Apa yang mereka punya sudah dikasih lihat dan sering ” Pamer Otot” yang sebenarnya sudah kaku dan ketinggalan waktu.
Dalam satu atau dia dekade ini tidak ada perkembangan dan inovasi baru di bidang industri militer. Iya, itu-itu saja punya AS dan dia tidak punya apa-apa lagi.
Dan perlu kita ingat semua industri persenjataan Amerika adalah milik swasta bukan milik Negara AS. Sedang kan perang menuntut kuantiti senjata perang di samping kualiti.
Seandainya AS ikut campur tangan dengan militernya, apakah pihak swasta pemilik perusahaan industri senjata rela uangnya ikut dibakar?
Sehingga dapat kita simpulkan, sangat kecil kemungkinan AS berani dan mampu untuk ikut bersama-sama dengan Israel dalam konflik dengan Iran. Dan kekhawatiran kita sebagai bagian dari masyarakat dunia akan meletusnya Perang Dunia Ketiga sangat kecil kemungkinannya terjadi.
Salam Indonesia Cerdas. [mc]
*Chen Yi Jing, Pemerhati Geopolitik dan Sosial Ekonomi.
