Warkop-98

Strategi Serangan Ilegal Israel Gagal. Kenapa?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Pada hari kelima perang Iran vs Israel memasuki babak baru. Pergantian rezim yang diharapkan bisa terjadi cepat di Teheran ternyata tidak terjadi sampai hari ke-5.

Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam perang ini sudah dapat dipastikan. Apakah Angkatan Darat AS akan membunuh orang Iran sampai terjadi perubahan rezim atau Iran bertekuk lutut. Itulah yang ada dibenak Presiden Donald Trump. Dia bermimpi, serangan ilegal ke Iran sebagai sesuatu yang indah dan berlangsung cepat dan akan memaksa Iran membuat konsesi baru yang tidak didapatkan selama 5 putaran negosiasi dengan Iran.

Mossad, dinas rahasia Israel menjalankan fasilitas pembuatan drone di dalam Iran untuk melakukan sabotase menyerang Iran dari dalam. Sebagai upaya untuk pengantian rezim Iran, namun ternyata tidak terjadi.

Protes besar-besaran di Teheran atau kota-kota lainnya dan narasi perubahan rezim Iran, kemudian rakyat bangkit untuk menyingkirkan para Mullah (Ayatullah–yang memimpin Iran) dalam sebuah revolusi besar; ternyata hanya ilusi Presiden Trump saja.

Inilah yang membuat Trump terpojok oleh ulah dan mimpinya sendiri. Dan imbasnya melampiaskan kemarahannya kepada para pembelot di lingkarannya.

Apakah Trump akan mundur dari ambang perang abadi AS yang baru ini, di mana ada upaya dalam lingkarannya yang berusaha membatasi kekuasaannya. Namun mereka harus berjuang melawan para pendukung perang bahaya serangan palsu yang mengancam. Apakah mereka akan menang?

Tampaknya Trump benar-benar marah. Dia menunjukkan perilaku yang tidak menentu selama 24 hingga 48 jam terakhir.

Jurnalis di Air Force One yang hanya bertanya apa pendapatnya terkait pernyataan Kepala Intelijen AS, Tulsy Gabbit, yang pada bulan Maret 2025 lalu dia mengatakan bahwa tidak ada indikasi Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.

Trump menanggapi dengan marah, “Saya tidak perduli dengan apa yang dikatakan Turly, Iran harus berhenti pembuatan senjata nuklir!”

Namun semuanya justru memberikan pengalaman bagi Iran untuk semakin mahir dalam pertahanan, termasuk pertahanan udara melawan agresi Israel.

Pada malam hari ke-5 langit-langit Israel dipenuhi rudal-rudal Iran. Sistem pertahanan udara Israel berusaha menembak jatuh rentetan rudal Iran. Namun tidak berhasil meskipun sebagian ditembak jatuh dan sebagian mencapai target yang salah satunya adalah Markas Besar Mossad yanghancur dan terbakar.

Meskipun ada pemadaman media yang diminta pemerintah Israel untuk tidak membagikan video atau foto serangan Iran itu, namun beberapa orang tetap melakukannya. Seorang jurnalis dari Norwegia, Glen Desen, dengan tepat menunjukkan dalam sebuah unggahan malam itu, bahwa Israel kalah dalam perang yang dimulainya sendiri.

Serangan Iran yang diam (senyap) dan lebih terukur, dan ini baru perkembangan hari ke-5. Mungkin perlu situasi yang kondusif bagi AS sendiri untuk mewujudkan impian Yang Mulia Donald Trump? [mc]

*Chen Yi Jing, Pemerhati Geopolitik dan Sosial Ekonomi. 

Foto: Tangkapan Layar YouTube TribunNews.com.

Terpopuler

To Top