Tiongkok Pamer Senjata Canggih, Bikin Trump Kaget dan AS Diam

Nusantarakini.com, Jakarta –
Sebelum Trump naik ke tampuk kekuasaan untuk kedua kalinya di bulan Januari lalu, Tiongkok tiba-tiba mengumumkan sederet persenjataan canggih yang begitu mengejutkan hingga Amerika Serikat (AS) dibuat melongo dan bungkam. Bagaimana Tiongkok bisa mengembangkan begitu banyak teknologi militer yang mutakhir dalam waktu yang singkat? Demikian pikir AS.
Sebenarnya ini menandakan pesan yang sangat jelas, “Trump hati hati, jangan macam-macam dan gegabah seperti pemerintahan sebelumnya!” Dan hasilnya sangat jelas, Trump benar-benar lupa soal Tiongkok setelah dia menjabat. Trump seolah menghindari konfrontasi langsung dengan Beijing.
Namun situasi menjadi aneh, baik AS maupun Tiongkok yang sama-sama menunggu kesalahan fatal dari lawannya. Siapa yang akan melakukan blunder pertama? Apakah ini pertanda konflik besar akan segera meletus di depan mata?
Contoh bungkamnya AS antara lain:
Tiongkok melakukan latihan militer di Selat Taiwan dengan 14 kapal angkatan laut dan sebanyak 45 pesawat tempur dari PLA.
Latihan pengepungan Pulau Taiwan dan memasuki perairan Taiwan serta wilayah udara Taiwan yang hanya berjarak puluhan kilometer saja, artinya nasuk dalam jarak tembak. Dan AS juga diam tak bergeming alias bungkam.
Sementara Perdana Menteri Australia sibuk di acara LGBT, saat Tiongkok sibuk latihan tembak menembak di depan rumahnya.
Kapal Perang Zunyi dan 055 Tiongkok tampaknya sangat menyukai Australia dan Selandia Baru. Dan kapal tersebut sudah lebih dari 3 minggu memasuki Laut Tasman yang memisahkan kedua negara.
Selandia Baru sudah hampir seminggu tidak memberikan update mengenai posisi kapal Zunyi dan 055, meskipun angkatan laut mereka terus mengikuti pergerakan kapal Tiongkok.
Sedangkan Australia semakin tidak peduli. Departemen Pertahanan Australia tidak memberi perhatian yang lebih, hanya mengklaim kalau Kapal Zunyi dan 055 berada 500 km dari pantai.
Padahal sebenarnya kapal tersebut telah mendekat 100 km, namun masih laut lepas dan yang sah. Australia dan Selandia Baru semakin terlihat pasif.
Bahkan Australia maupun Selandia Baru kelihatannya terlalu lemah dan menjadi negara kecil ketika berhadapan dengan Tiongkok, dan nampak bingung tidak tahu bagaimana meresponnya.
Sementara Pentagon yang mereka harapkan, tidak memberi dukungan militer untuk sekutu aliansinya Australia.
AS bungkam, tidak mengirimkan armada atau kapal induknya untuk menghadapi Kapal Zunyi dan 055. Seolah-olah tidak melihat dan mendengarnya.
Apakah Tiongkok akan terus unggul, atau Trump bakal kembali dengan strategi barunya atau tidak punya kartu lagi?
Nampaknya Kapal Zunyi dan 055 yang telah bermain- main lebih dari tiga minggu di halaman Australia dan Selandia Baru, belum ada niat untuk kembali ke Tiongkok. [mc]
ZERO SUM GAME.
Jakarta, 7 Maret 2025.
*Chen Yi Jing, Pengamat Ekonomi dan Geopolitik.
