Catatan Pinggir DeepSeek
Pemblokiran habis-habisan penjualan chip canggih dari NVIDIA ke Tiongkok untuk menghambat perkembangan teknologi tinggi di Tiongkok menjadi tidak berarti, bahkan menjadi bumerang bagi AS sendiri.
Nusantarakini.com, Jakarta –
Mungkin Amerika Serikat (AS) harus sadar, bahwa di dalam persaingan teknologi tinggi, ternyata tidak hanya dengan menggunakan chip canggih untuk menghasilkan produk paling canggih. Karena chip hanya sebagai part suatu produk yang akan diciptakan, masih banyak part yang dibutuhkan supaya bisa bersinergi dan menghasilkan kinerja yang optimal.
Si jenius Liang Wen Feng, pencipta DeepSeek, dengan menggunakan chip biasa (2048 CPU) di luar chip NVIDIA yang lebih rendah kekuatannya. Dan dengan biaya yang relatif lebih rendah dapat mengalahkan kinerja Al ChatGPT yang menggunakan chip canggih dengan menghabiskan anggaran berpuluh kali lipat. Sehingga, ini menunjukkan bukan hanya chip canggih saja yang bisa menghasilkan produk canggih.
Dan pemblokiran habis-habisan penjualan chip canggih dari NVIDIA ke Tiongkok untuk menghambat perkembangan teknologi tinggi di Tiongkok menjadi tidak berarti, bahkan menjadi bumerang bagi AS sendiri.
Karena justru dengan pemblokiran tersebut, membuat para jenius di Tiongkok berkesempatan untuk lebih berinovasi, dalam menciptakan produk teknologi tinggi tanpa chip canggih dari AS.
Maka dapat disimpulkan bahwa senjata utama AS yang selama beberapa dekade ini yaitu sanksi dan blokir untuk menghabiskan dan mengalahkan lawannya, ternyata sudah ketinggalan zaman.
AS harus segera bangun dari mimpi basahnya bahwa lagu lamanya sudah tidak bisa digunakan lagi.
Oleh karena itu, kalau masih ingin tetap bisa bersaing di tingkat atas harus berkolaborasi dan bekerja sama dengan negara lain .Atau tetap dengan arogansinya dan mempertahankan pola lamanya, yang akhirnya justru ketinggalan dan menjadi negara biasa-biasa saja. [mc]
*Chen Yi Jing, Pengamat Ekonomi dan Geopolitik.