Opini

Golkar Digoda, PKS Tak Tergoda?

Gerindra, Golkar dan PKS. (Foto: Google)

Akankah PKS tergoda oleh iming-iming menteri dan kompensasi politik lainnya dengan mengorbankan aspirasi pendukungnya? Bukankah PPP dan PBB telah memberikan pelajaran berharga bagi PKS. Gara-gara PPP dan PBB mengkhianati suara konstituennya kini terpental dari DPR.

Nusantarakini.com, Bandung –

Jokowi dan Gerindra terus menggoda. Kali ini Golkar yang digoda dan PKS tak tergoda? Golkar digoda Ridwan Kamil nyagub di Jakarta. PKS tergoda dukung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta? Lepas dari partai koalisi mendukung Anies Baswedan kembali ke Jakarta.

Jokowi dan Gerindra punya kepentingan berbeda menggoda PKS dan Golkar. Jokowi ingin putra bungsunya, Kaesang Pangarep maju di Pilgub Jakarta bersama Ridwan Kamil. Hanya Ridwan Kamil menurut Jokowi yang bisa menandingi Anies Baswedan.

Kepentingan Gerindra tentu saja ingin membidik kursi yang ditinggalkan Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat. Gerindra punya kader mantan Golkar, Dedi Mulyadi yang dipersiapkan bertarung di Pilgub Jawa Barat lawan Haru Suandharu dan Ono Surono.

Godaan yang menggiurkan. PKS diisukan digoda dengan 2 menteri di Kabinet Prabowo-Gibran agar mau mendukung Ridwan Kamil lawan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta.

Bukan hanya 2 menteri. Kabarnya PKS juga ditawari kompensasi politik lainnya untuk hengkang dari partai koalisi Anies Baswedan. Kabarnya ada elite PKS yang tergoda tapi banyak juga elite PKS yang kukuh dengan pendiriannya bersama Anies Baswedan di Jakarta.

Isu PKS digoda juga, sempat mengemuka di Pilpres 2024 sebelum PKS resmi mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden dari PKS, Januari 2023.

Akankah PKS mengkhianati pemilih dan pendukungnya di Pileg Jakarta 2024 yang lalu? Meski PKS hanya bertambah 2 kursi dari 16 menjadi 18 kursi di Pileg Jakarta 2024. Setidaknya PKS menjadi pemenang Pileg 2024 di Jakarta mengalahkan dominasi PDIP selama dua periode 2014 dan 2019.

Meski penambahan kursi PKS di Pileg Jakarta 2024 tak sebanyak PKB dan NasDem. PKB bertambah dua kali lipat dari 5 kursi menjadi 10 kursi. Demikian pula NasDem di Pileg 2024 memperoleh 11 kursi dari sebelumnya hanya 7 kursi.

Penambahan kursi PKS, PKB dan NasDem salahsatunya karena coat-tail effect mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024 yang lalu. Tentu saja faktor Anies Baswedan merupakan “berkah” politik bagi PKS, PKB dan NasDem.

Sementara Partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) seperti PAN dan Demokrat di Pileg Jakarta 2024 harus membayar mahal. PAN dan Demokrat terpental dari 5 besar perolehan kursi DPRD Jakarta.

Agak aneh juga Golkar tergoda oleh Jokowi yang sebentar lagi lengser. Mempertaruhkan karir politik Ridwan Kamil demi putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep. Padahal Jokowi dan Kaesang Pangarep bukan apa-apanya Golkar.

Kabarnya Jokowi kurang pede Ridwan Kamil lawan Anies Baswedan tanpa PKS. Makanya isu mengemuka. PKS digoda dengan 2 menteri dan kompensasi politik lainnya. Entahlah apa yang mendorong elit Golkar meski Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia menyebut Ridwan Kamil idealnya bertarung di Pilgub Jawa Barat bukan di Jakarta mengingat elektabilitas Ridwan Kamil nomor 3 di Jakarta.

Lalu Golkar dapat apa “mengorbankan” kadernya di Jakarta seperti Ahmad Zaki, Erwin Aksa dan Ridwan Kamil demi Jokowi yang sebentar lagi lengser dari kursi kepresidenan? Airlangga Hartarto pun sudah tidak memungkinkan untuk dikasuskan mengingat masa jabatan Jokowi hampir habis. Airlangga Hartarto juga dikenal berjasa mengantarkan Prabowo menjadi Presiden pengganti Jokowi.

Akankah PKS tergoda oleh iming-iming menteri dan kompensasi politik lainnya dengan mengorbankan aspirasi pendukungnya? Bukankah PPP dan PBB telah memberikan pelajaran berharga bagi PKS. Gara-gara PPP dan PBB mengkhianati suara konstituennya kini terpental dari DPR. [mc]

Wallahua’lam bish-shawab.

Bandung, 10 Dzulhijjah 1445/17 Juni 2024.

*Tarmidzi Yusuf, Kolumnis.

Terpopuler

To Top