Nusantarakini.com, Jakarta –
Awalan
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, bukan hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga sebagai bagian dari benteng terakhir bagi umat Islam di seluruh dunia. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga dan memperkuat nilai-nilai Islam, baik di kancah nasional maupun internasional.
Sejarah Panjang Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-7 dan berkembang pesat sejak abad ke-13 (sejarah versi penjajah Belanda).
Seiring dengan perkembangan ini, Islam menjadi bagian integral dari identitas bangsa. Kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Demak, dan Mataram turut menyumbang pada penyebaran keyakinan Islam di Nusantara. Islam yang berkembang di Indonesia berdampingan dengan budaya lokal, menghasilkan bentuk Islam yang inklusif dan moderat.
Peran Indonesia dalam Dunia Islam
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam kancah internasional. Indonesia seringkali menjadi contoh bagi negara-negara Muslim lainnya dalam berbagai aspek, seperti demokrasi, toleransi beragama, dan hak asasi manusia. Indonesia juga aktif dalam organisasi internasional seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI), berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai konflik yang melibatkan negara-negara Muslim.
Pendidikan Islam sebagai Benteng Pertahanan
Indonesia memiliki ribuan pesantren yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Pesantren ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan spiritual dan moral. Dengan kurikulum yang menggabungkan ilmu Ke-Islaman dan ilmu umum, pesantren di Indonesia mendidik generasi muda yang tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga berakhlak mulia.
Lembaga pendidikan Islam, seperti pesantren dan madrasah, memainkan peran penting dalam membentuk karakter generasi muda dengan nilai-nilai kebangsaan dan toleransi. Pendidikan ini membantu mengurangi potensi konflik dan mempromosikan persatuan nasional.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun Indonesia memiliki peran penting dalam mempertahankan nilai-nilai Islam, tantangan tetap ada. Gerakan infiltrasi, oleh kaum yang tidak suka dengan Islam, menjadikan Islam ajaran yang radikalisme dan intoleransi, gerakan infiltrasi ini menjadi ancaman serius, yang dapat merusak harmoni dan kedamaian yang selama ini terjaga. Organisasi dan masyarakat Islam harus terus memastikan, bahwa Islam tetap menjadi rahmat bagi semesta alam.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 15 Maret tahun 2022 sebagai hari internasional melawan Islamophobia (the International Day to Combat Islamophobia), melalui resolusi PBB tanggal 15 Maret 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi dengan nomor GA/12408 tahun 2022, resolusi untuk melawan Islamofobia.
Di Indonesia organisasi yang menamakan dirinya ASPIRASI INDONESIA, mengajukan kepada Pemerintah untuk menjadikan tanggal 15 Maret sebagai Hari Libur Nasional memperingati Hari Anti Islamofobia, untuk Jalan masuk Berhentinya Stigma Negative terhadap Islam, sehingga tidak ada lagi gerakan infiltrasi yang ingin merusak citra Islam.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan populasi yang mayoritas Muslim dan komitmen kuat terhadap nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan, Indonesia diharapkan dapat terus menjadi pertahanan terakhir umat Islam di dunia. Melalui pendidikan, dialog, dan kerja sama internasional, Indonesia dapat menunjukkan bahwa Islam adalah sistem keyakinan yang damai dan membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.
Indonesia bukan hanya sekedar negara, tetapi simbol dari kekuatan dan keindahan Islam yang moderat dan toleran. Dengan terus memperkuat fondasi pendidikan dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan perdamaian, Indonesia akan tetap menjadi mercusuar harapan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Akhiran
Islam mengajarkan nilai-nilai universal seperti keadilan, persaudaraan, dan perdamaian. Ajaran ini dapat menjadi landasan moral yang kuat bagi masyarakat untuk hidup berdampingan secara harmonis, meskipun ada perbedaan etnis, budaya, dan agama.
Islam mengajarkan kasih sayang dan kedamaian yang mencakup seluruh makhluk. Ajaran-ajaran Islam mendorong umatnya untuk berbuat baik, menghormati hak-hak orang lain, dan menjaga lingkungan.
Islam mengakui keberagaman dan menjunjung tinggi toleransi. Nabi Muhammad SAW sendiri menjamin kebebasan beragama dan beribadah bagi non-Muslim yang hidup di bawah naungan pemerintahan yang Islami.
Dengan demikian, konsep “Rahmatan lil Alamin” adalah ajakan untuk menjadikan ajaran Islam sebagai sumber kebaikan, kasih sayang, dan keadilan bagi seluruh ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa setiap Muslim diharapkan untuk menjadi agen rahmat, menyebarkan kedamaian, dan berkontribusi positif bagi kesejahteraan seluruh dunia. [mc]
*Benz Jono Hartono, Praktisi Media Massa, Anggota Dewan Pembina ASPIRASI INDONESIA, Untuk Penetapan 15 Maret sebagai Libur Nasional Hari Anti Islamofobia.