Nusantarakini.com, Bandung –
Indonesia sedang di ambang kehancuran. Kebatilan sedang merongrong kebenaran.
Saat ini hanya ada dua golongan: hizbullah (golongan pembela Agama Allah) dan hisbusysyaithan (golongan pembela syetan).
Pembela Agama Allah dipimpin oleh para ulama garis lurus dan zu’ama (tokoh-tokoh bangsa yang berjuang untuk negara dan bangsa), pembela syetan dipimpin oleh aparat rezim.
Seorang mu’min yang tidak ikut Ambil bagian bisa terkena hadits berikut:
يقول النبيُّ ﷺ: مَن مات ولم يَغْزُ، ولم يُحَدِّثْ نفسَه بالغزو مات على شعبةٍ من النِّفاق، (رواه مسلم)
“Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan tidak pernah berperang (di jalan Allah), dan tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati di atas salah satu cabang kemunafikan.” (H.R. Muslim)
Firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”(Q.S. Ar-Ra`d :11)
Negeri ini akan berubah menjadi lebih jika umat Islam mau ikut ambil bagian dalam berjuang. Kesempatan perubahan hanya di tahun 1924, setelah itu tidak akan pernah ada kesempatan lagi.
Ini adalah panggilan bagi setiap Muslim yang mampu, dikecualikan orang-orang yang sudah lemah (al-mustad’afiin) baik laki-laki maupun dan anak-anak (al-wildan).
Ketika perang Tabuk yang jaraknya kurang lebih 80 km dari Kota Madinah, cuaca sedang sangat panas. Ada tiga orang sahabat Nabi yang malas pergi untuk gabung dengan pasukan, yaitu : Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah, dan Murarah bin Ar-Rabi’.
Lalu apa yang terjadi? Maka ketiga sahabat itu langsung dihukum oleh Allah dengan diboikot tidak boleh didekati oleh siapa pun, termasuk keluarganya selama 40 hari 40 malam.
Sebuah hukuman bagi mereka yang teramat berat. Mari kita perjuangkan negeri ini agar tidak jatuh ke tangan penjajah China dan para begundal busuk yang hanya ingin menyengsarakan rakyat dan menghancurkan negeri tercinta ini.
Kisah di atas bisa menggambarkan pentingnya membela negara, agama, dan bangsa Indonesia bagi seorang Muslim yang mengaku beriman.
Firman Allah Ta’ala;
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. At-Taubah:41) [mc]
Bandung, 5 Ramadhan 1445.
*Sholihin MS, Pemerhati Sosial dan Politik.