Artikel ini menjadi persfektif paling manis dan penuh kasih sayang dari penulis, sepanjang tradisi kritis terhadap tabiat bengis rezim selama ini. Dilakukan lebih karena tak ingin Jokowi dan kroni lambat laut menjadi “Firaun and the gang” milenial.
Nusantarakini.com, Bekasi –
Allah subhanahu wa ta’ala kemungkinan masih memberikan kesempatan sebelum benar-benar menghancurkan rezim Jokowi. Kekuasaannya akankah meneruskan kedzoliman atau berusaha memperbaiki konstitusi dan demokrasi yang terlanjur dirusaknya?
Jokowi dan pemerintahan yang sudah mencapai klimaks kejahatannya, hanya soal waktu untuk mendapatkan hukuman, baik di dunia maupun di akhirat. Pasalnya, selain mengingkari nilai-nilai Ketuhanan dan mengabaikan kemanusiaan, di akhir masa jabatannya Jokowi berbugil-ria cawe-cape pilpres untuk anaknya yang berdampak menjadikannya sebagai pesta demokrasi paling dipenuhi teror dan horor terdahsyat sepanjang berlangsungnya pemilu di era reformasi.
Rakyat hanya menunggu momentum yang tepat soal pemakzulan Jokowi di sisa-sisa jabatannya, atau setidaknya mengakhiri kekuasaannya dengan begitu nista dan hina. Namun sebelum itu, Jokowi dan kroninya masih punya peluang untuk selamat, minimal tidak menambah kejahatan beruntunnya dan sedikit-sedikit sembari meraih simpati rakyat yang mungkin bisa meringankan hukumannya. Itupun kalau rakyat mau.
Oleh karena itu, cobalah rezim ini untuk bisa sekali saja menjadi manusia-manusia yang sebenarnya, walau hanya untuk sekali dan sebentar saja. Jangan hancurkan konstitusi dan demokrasi yang akan berdampak massal bagi keterpurukan negara dan bangsa. Jangan jadikan pilpres untuk berkuasa dan hidup selama-lamanya di dunia. Ada pikiran, ucapan dan tindakan yang terbatas usia, waktu dan tentu saja sejarah yang menuliskan catatan sebaik dan seburuk apa kiprahnya.
Jadi ini kesempatan yang tak datang dua kali, akan disaksikan dunia dan peradaban manusia. Sanggupkan rezim minimal KPU kerasukan roh kebaikan untuk melaksanakan pilpres yang jujur dan adil, termasuk tegas pada kecurangan dan kejahatan pemilu. Rezim tinggal pilih, ingin mendapat hidayah atau musibah. Berani menganggap diri, keluarga dan kelompoknya merasa penguasa, atau mengakui ada dan sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa. Ayo cepat, tepat dan akurat, KPU pilih dua putaran atau pemilu ulang? Atau mau yang jauh lebih buruk dan mengerikan dari keduanya.
Salam sayang buat rezim, karena masih yakin seburuk-buruknya dan sejahat-jahatnya kelakuan pemerintahan pasti ingin kebaikan dalam kehidupannya maupun kematiannya. [mc]
Bekasi Kota Patriot, 8 Sya’ban 1445 H/18 Februari 2024.
*Yusuf Blegur, Mantan Presidium GMNI, Ketua Umum Relawan BroNies.