Nusantarakini.com, Jakarta –
Pada hari di mana Allah memberikan jalan bagi Rasulullah untuk menaklukkan kota Mekah atau yang lebih dikenal dengan “Fathu Makkah” di kepala sebagian sahabat sempat terpikir jika hari itu adalah hari “balas dendam” (revenge).
Salah seorang sahabat ketika melihat kekuatan tentara Rasulullah ketika itu berkata: اليوم يوم الملحمة “hari ini adalah hari pembantaian”.
Mereka menyangka Rasulullah yang pernah dihinakan, bahkan pernah hampir dieksekusi akan balas dendam dan membantai mereka yang pernah menzholimi dan mengusirnya dari tanah kelahirannya.
Tapi Rasulullah yang memang “rahmatan lil-alamin” di saat mendengarkan perkataan itu menjawab dengan tegas kepadanya: لا, بل اليوم يوم المرحمة “tidak. Tapi hari ini adalah hari kasih sayang”.
Di saat Rasulullah berhadapan dengan pembesar Mekah, beliau bertanya kepadanya: “Tahukah anda apa yang akan saya lakukan kepada kalian?”.
Mereka menjawab: “Engkau adalah saudara yang baik. Anak saudara yang baik. Selalu baik dan tidak pernah melakukan hal buruk kepada kami”. Mereka memberikan pujian solan membujuk Rasulullah agar tidak melakukan balas dendam kepada mereka.
Rasulullah pun merespon mereka, bukan karena bujukan mereka. Tapi karena memang itulah karakter dan kepribadian Rasulullah sebagai aktualisasi ajaran Islam yang rahmah dan penuh kasih.
Kata Rasulullah: “Silahkan kalian pergi. Karena sesungguhnya kalian bebas” (اذهبوا فانتم طلقاء).
Sungguh Rasulullah, manusia agung, manusia termulia, manusia tauladan bagi seluruh alam. Tiada dendam kusumat di hatinya. Yang ada hanya kasih sayang untuk semua manusia dan makhluk Allah di muka bumi.
Sholla Allahu alaik ya Rasulullah! [mc]
*Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation.