Nusantarakini.com, Jakarta –Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Bapekraf) mendorong penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) untuk menghadapi tatanan normal baru pasca pandemi Covid-19.
Dalam mendorong industri MICE tetap terselenggara dengan baik dan mengikuti standar kesehatan new normal, Kemenparekraf/Bapekraf mengadakan Konvensi Penyusunan Protokol Cleanliness, Health, Safety (CHS) Kegiatan MICE Indonesia, yang diselenggarakan pada Kamis 25 Juni 2020, via video conference meeting online Zoom.
Kemenparekraf/Baparekraf mengungkapkan industri MICE memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB) tanah air sehingga agar industri MICE bisa ambil bagian di era new normal ini diperlukan beberapa persyaratan/protokol yang harus dipenuhi, yakni memenuhi standar kebersihan, standar kesehatan dan standar keamanan yang mengacu pada protocol Covid-19.
Dalam menyusun protokol CHS tersebut Kemenparekraf/Baparekraf melibatkan pelaku usaha, asosiasi dan stakeholders terkait. Jakarta Tourism Forum (JTF) sebagai salah satu stakeholders industri pariwisata dan MICE menjadi salah satu lembaga yang diminta menyampaikan gagasan dan masukan dalam penyusunan protocol CHS MICE.
Ketua Umum JTF Salam Dianda Anwar mengatakan bahwa penerapan new normal dalam industri MICE harus disiplin menerapkan protokol CHS MICE baik kepada hotel/venue, perusahaan MICE, perusahaan travel, karyawan, tamu, restoran, dan pihak terkait seperti vendor, supplier dan lain sebagainya.
Di samping itu, Salman juga menuturkan JTF mendukung rancangan protocol MICE yang mewajibkan bukti hasil Covid-19 tes negatif dari rumah sakit resmi atau klinik di negara asal atau provinsi keberangkatan delegasi sehingga mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia.
“Harapannya dengan adanya rencana penerapan protocol kesehatan MICE dapat kembali mendorong geliat industri MICE ke depan di new normal, tentunya harapan yang utama wabah Covid-19 dapat segera berakhir agar industri pariwisata kembali bangkit serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Salman kepada Nusantarakini.com, Jakarta (1/7/2020).
“Mengingat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif serta sektor terkait merupakan sektor yang paling terdampak atas pandemik global ini,” imbuh Salman memungkasi. [mc]