Nusantarakini.com, Banggai,-
Pilkada Kabupaten Banggai 2020 masih kurang lebih setahun lagi. Namun demikan, suhu politik sudah mulai menghangat. Banyak nama tokoh dan isu politik sudah mulai bermunculan. Kasak-kusuk pasangan calon dan tiket dukungan partai juga sudah semakin gencar dihembuskan.
Diantara berbagai isue politik yang saat ini paling panas adalah soal tiket dukungan PDIP dan nasib politik Herwin Yatim. Pasalnya, posisi PDIP sangat penting karena merupakan partai peraih kursi terbanyak pada Pileg 2019 lalu. PDIP meraih 10 kursi dari 35 kursi DPRD Kabupaten Banggai. Jumlah kursi PDIP ini sudah cukup untuk mencalonkan pasangan calon bupati dan wakil bupati, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Disisi lain, Herwin Yatim, petahana Bupati Banggai dan sekaligus ketua DPC PDIP, hingga saat ini posisinya belum jelas. Banyak informasi berseliweran menyatakan Herwin Yatim belum mendapatkan restu dari DPP PDIP. “Lobby Herwin di pusat belum tembus”, kata salah satu orang dekatnya yang tidak mau disebutkan namanya. Usaha Herwin Yatim untuk bertemu dengan bendahara PDIP dan sekaligus gubernur Sulut, Olly Dondokambey, juga masih gagal. Redaksi juga sempat mengonfirmasi pertemuan Herwin Yatim dengan Olly Dondokambey di Manado beberapa waktu lalu, melalui orang-orang di sekitar gubernur. “Tidak ada itu pertemuan itu bos”, kata sumber tersebut.
Posisi Herwin Yatim semakin terjempit lagi dengan munculnya calon alternatif dari internal PDIP, Sri Indraningsih Lalusu (SIL). Kemunculan nama SIL sebagai calon alternatif PDIP nampaknya bukan main-main. Dalam satu bulan terahir ini, baliho dan banner SIL sudah bertebaran di berbagai pelosok Banggai. Di baliho tersebut tertulis secara jelas bila SIL siap mencalonkan diri sebagai bupati Banggai 2020.
Pertanyaanya, mengapa SIL berani begitu nekat mengibarkan “bendera perang” melawan Herwin Yatim?. Mengapa SIL begitu yakin bisa merebut tiket pencalonan PDIP dari Herwin Yatim, petahana bupati dan sekaligus ketua DPC PDIP?
Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, SIL memang dikenal memiliki lobby yang cukup kuat di DPP PDIP. Sebagai polisi gaek, SIL memiliki jaringan luas di pusat. Selain itu SIL dinilai sebagai kader asli PDIP. Sementara Herwin Yatim dianggap bukan kader PDIP tulen. “Tidak mungkin SIL berani pasang baliho bila belum mendapat sinyal dari pusat”, kata sumber redaksi di Luwuk.
Sumber redaksi di Luwuk mengatakan bila Herwin Yatim memiliki cacat di mata orang-orang PDIP Pusat. “Banyak janji-janji yang tidak ia tepati”, jelasnya. Salah satu cacat Herwin Yatim adalah DPC PDIP Banggai belum memiliki kantor permanen. Catatan redaksi, dua hari lalu Herwin Yatim baru melakukan peletakan batu pertama pembangunan kantor DPC PDIP Banggai.
Situasi ini tentunya sangat tidak menguntungkan buat Herwin Yatim yang bertekad maju untuk melanjutkan periode kedua. Oleh sebab itu Herwin Yatim nampaknya akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan tiket pencalonan. Info yang beredar menyebutkan, Herwin Yatim juga mencoba masuk ke PDIP pusat melalui jaringan wakil sekjen Gerindra. Hubungan mesra di tingkat pusat antara PDIP dan Gerindra diharapkan bisa membawa berkah juga di Banggai.
Terbaru, Herwin Yatim juga dikabarkan membuka komunikasi dengan partai Nasdem. Kehadiran Herwin Yatim pada acara syukuran kediaman Batia Sisilia Hadjar, ketua Nasdem Banggai, menjadi sinyal dibukanya komunikasi politik yang selama ini membeku. Sinyal positif ini diperkuat oleh statemen Djemi Nayoan, ketua dewan penasehat Nasdem Banggai, yang sekaligus suami Batia Sisilia Hadjar.
Pasangan Herwin Yatim-Batia Sisilia ini bisa menjadi alternatif bila Herwin Yatim tidak mendapat tiket dari PDIP. Nasdem memiliki 6 kursi dari 35 kursi DPRD Banggai. Dengan menggandeng partai Nasdem, Herwin Yatim tinggal mengambil satu atau dua partai saja untuk melengkapi persyaratan pencalonan.
Herwin Yatim sebagai petahana membutuhkan pasangan wakil yang memiliki partai dan dana. Sedangkan Batia Sisilia membutuhkan figur yang kuat secara popularitas dan elektabilitas. Bocoran hasil survei internal menyebutkan elektabilitas Herwin Yatim masih tertinggi dibanding tokoh-tokoh lain. Bagi Batia Sisilia, dengan menjadi wakil Herwin Yatim di periode kedua adalah cara paling efektif untuk menjadi bupati Banggai di tahun 2024.
Hanya persoalan ‘chemistry’ saja yang menjadi batu sandungan pasangan calon ini. Perundingan akan menjadi alot saat masuk pada persoalan pembiayaan maju pilkada. Pihak Batia Sisilia tentu akan keberatan bila pihak Herwin Yatim membebankan semua kepada mereka. Pengalaman pilkada 2015 saat maju bersama Ma’mun Amir akan menjadi catatan penting bagi pihak Batia Sisilia.
Disisi lain, mengharapkan dukungan dari keluarga Murad sudah tidak mungkin lagi bagi Herwin Yatim. Persoalan keluarga antara Herwin Yatim dengan keluarga Murad sudah menutup pintu rapat-rapat dukungan baginya. Justru keluarga Murad menggadang-gadang Sulianti Murad untuk maju sebagai Bupati Banggai. Sejauh ini Sulianti Murad belum menyatakan secara eksplisit akan maju di Pilkada 2020 walaupun balihonya sudah terpasang di berbagai wilayah Banggai.
Munculnya Sulianti Murad sebagai calon bupati Banggai ini juga menjadi ancaman serius bagi Herwin Yatim. Selain persoalan sumber pendanaan, Herwin Yatim akan kehilangan segmen dukungan dari loyalis keluarga Murad. Loyalis keluarga Murad ini diperkirakan cukup besar jumlahnya. Hal ini nampak dari perolehan suara Amalya Murad yang mencapai empat puluhan ribu suara di kabupaten Banggai pada Pileg 2019 lalu.
Informasi terahir, pendukung Herwin Yatim dikatakan siap menggalang dukungan melalui jalur perseorangan. Wacana maju melalui jalur perseorangan ini mesti hati-hati karena bisa menjadi kontra produktif bagi Herwin Yatim sendiri. Bila langkah ini sampai tercium pihak DPP PDIP tentu akan menjadi catatan negatif. Dan bila Herwin Yatim, sebagai petahana dan ketua partai, nantinya benar-benar maju melalui jalur perseorangan maka ini adalah sebuah kekalahan awal.