Nusantarakini.com, Jakarta –
Kyai Ma’ruf dipasang sebagai cawapres. Ke arah bentrok Banser vs HTI merebak. Olok-olok tiap hari. Cabul dimana-mana. Suasana konflik seolah ditabuh dan dirawat.
Tiba-tiba, aksi lempar batu sembunyi tangan dan kambing hitam terjadi di rumah Habib Rizieq. Seorang tokoh sentral pergerakan umat Islam Indonesia hari ini.
Jelas untuk maksud dilukai dan diperdaya. Tapi ternyata alur di luar kendali. HRS menyerang balik fitnah itu. Kita lihat apa episode selanjutnya.
Saat beberapa figur yang sudah berada di kubu Jokowi, dipaksa unjuk bicara. Bicara untuk kasus yang menimpa HRS itu. Supaya yang bermasalah hanya sesama umat Islam.
Kyai Ma’ruf pun komentar. Komentarnya merangsang antipati. Intinya menghadap-hadapkan Kyai Ma’ruf dengan HRS. Padahal keduanya merupakan figur yang terlibat dalam aksi 212. Makin ke sini, komentar Kyai cawapres ini makin mengerutkan dahi.
Reuni 212 sudah mendekat. Bila kedua figur ini beradu, memang itulah tujuannya. 212 akan terus terdegradasi secara moral. Efeknya ialah semakin kentalnya polarisasi intern umat.
Saat suasana makin runcing, berita remaja mabuk dengan minum air rebusan pembalut haid wanita menyeruak. Menjijikkan dan betul-betul di luar akal sehat. Padahal musibah gempa Lombok dan Palu belum redup. Padahal tewas massal Lion Air masih hangat.
Datang lagi isu yang terus dieksploitasi untuk demoralisasi umat Islam, yaitu pengalihan dukungan politik tokoh penting, yaitu Yusril, Ketua Umum PBB. Saat yang sama, komplotan penyerang moral umat Islam makin menggila. Menyerang lewat medsos, hingga video-video.
Semuanya jelas terbaca. Untuk demoralisasi umat Islam, pembusukan figur-figur umat, eskalasi suasana konflik dan menuju pelanggengan kekuasaan.
Kekuasaan yang dilanggengkan dengan cara semacam itu, akan menuai hal-hal yang tak terduga.
~ John Mortir