Nusantarakini.com, Jakarta –
Agenda pembangunan yang berkelanjutan (suistainable development) merupakan hal yang baik untuk didukung. Karena merupakan hal yang selaras dengan spirit dan maksud syariah.
Sekarang ini, di Barat, mulai disadari bahwa kita warga dunia harus bisa menahan diri dari keinginan yang tidak ada batasnya itu. Karena pada dasarnya kalau hanya pemenuhan kebutuhan semuanya bisa tercukupi, persoalan muncul ketika keinginan yang tidak terbatas menuju kepada keserakahan itu terus menerus dilayani. Dampak keserakahan yang kita saksikan selama inilah yang menyebabkan munculnya isu sustainabilitas yang sekarang banyak dibahas di forum-forum internasional.
Bahkan sekarang ini di Amerika mulai muncul gerakan minimalis. Kita boleh lilihat film dokumenter-nya yang berjudul ‘the minimalist’. Artinya masyarakat mulai ingin hidup lebih simple tanpa terjebak gaya hidup materialisme yang berlebihan.
Masalahnya adalah kita sebagai Muslim harus mengisi kelemahan dari model pertumbuhan yang ada sekarang dimana dianggap tidak memenuhi kualifikasi berkelanjutan. Adapun Pembangunan Berkelanjutan pendekatannya ialah anti kemubaziran dan berkomitmen pada kelestarian ekosistem. Nah…ini jelas selaras sekali dengan idealisme Islam terhadap kehidupan.
Sehingga dengan demikian, Pembangunan Berkelanjutan dapat kita beri arti, dasar dan diperkaya dengan prinsip pengembangan hukum syariah, seperti misalnya al-muhafazah ’alal qadim ash-sholih wal-akhzu bil jadid al-ashlah (artinya, memelihara hukum masa lalu yang relevan dan mengandung kemaslahatan dan mengambil hal-hal baru yang lebih maslahah).
Kesimpulannya ialah, wawasan dan agenda pembangunan berkelanjutan harus dapat kita kembangkan lagi dengan baik di Indonesia berdasarkan karakteristik dan pandangan yang kita anut. Supaya apa? Supaya benar-benar membangkitkan kita semua di dalam mewujudkannya. (sed)