Nusantarakini.com, Jakarta –
Baru saja, hari ini, Ratna Sarumpaet mengaku dia berbohong. Dia tidak dianiaya. Melainkan, kata dia, ingin membuat alasan kepada anaknya.
Akankah drama ini mempengaruhi reputasi Pak Prabowo Subianto (PS) yang memberikan respon sesuai pengakuan dusta RS? Sama sekali tidak. Sebab, yang berbohong bukan Pak Prabowo. Beliau hanya bereaksi sebagai seorang mantan tentara yang memiliki instink untuk melindungi orang-orang yang sedang menghadapi ancaman.
Pak PS adalah seorang mantan tentara yang selalu ingin membela orang-orang yang lemah. Termasuklah keharusan membela Bu Ratna yang kebetulan adalah anggota tim kampanye nasional Pak PS.
Bu Ratna selama ini menunjukkan sikap dan prinsip prorakyat. Yang mendambakan tegaknya kedaulatan bangsa dan negara. Sangat sejalan dengan misi perjuangan Pak Prabowo. Inilah yang membuat Bu Ratna tergiring dengan sendirinya ke kubu Pak PS.
Tentu saja Pak PS menerima Bu Ratna dengan senang hati. Dengan baik sangka 100%. Tak terlintas di pikiran kalau suatu saat Bu Ratna bisa melakukan blunder yang mengecewakan.
Kawan! Itulah hidup. Alhamdulillah kita diajarkan untuk meyakini bahwa apa saja bisa terjadi terhadap diri kita. Terhadap saya. Terhadap kalian semua. Dan hari ini terhadap Bu Ratna. Juga terhadap Pak PS.
Alhamdulillah pula bahwa kita semua telah dibekali penangkal atau obat dalam menghadapi apa saja cobaan. Ini termasuk cobaan untuk Pak PS dan kita semua yang menginginkan beliau menjadi pemimpin Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur.
Penangkal dan obat yang superior itu adalah iman pada takdir Allah. Apa saja bisa dihadirkan oleh-Nya dihadapan kita. Dan harus kita jalani.
Apakah kasus Bu Ratna ini akan merugikan Pak PS? Tergantung cara kita melihatnya. Bagi saya, drama malah akan menjadi modal bagi Pak PS untuk bekerja lebih baik lagi. Kita tak perlu marah berlebihan. Tak usah berduka maupun bersedih.
Mulai detik ini, mari kita “move on”. Maju terus dengan niat yang tulus untuk Indonesia yang berwibawa dan bersih di bawah kepemimpinan Prabowo-Sandi. Banyak masalah lain yang lebih urgen ketimbang drama Bu Ratna.
Persoalan ini tidak besar dibandingkan ancaman terhadap bangsa dan negara. Ancaman terhadap masa depan anak-cucu kita akibat kebijakan gegabah para penguasa negeri. [mc]
*Asy’ari Usman, Wartawan Senior.