Nusantarakini.com, Jakarta –
Aku telah melihat dengan mata kepala sendiri beragam jenis manusia selama di dunia ini. Namanya dunia, tentu tidak sepi dari kezaliman. Kezaliman adalah bakat yang selalu potensial bagi si penguasa, baik penguasa kecil-kecilan apalagi penguasa besar yang di tangannya dipertaruhkan nyawa dan masa depan jutaan manusia.
Kezaliman pada ghalibnya hanya akan eksis dan berkembang manakala tak ada pihak yang berani menentang frontal dan hanya diam manyun karena mempertimbangkan untung rugi bagi kehidupannya.
Tetapi begitu kezaliman angkat kaki dan terbuka kesempatan untuk mencari untung dan eksis, malahan si manyun inilah yang paling lekas dan ligat mendapatkan posisi dan berkokok sebagai orang yang ikut menyumbang perlawanan.
Boleh disebut inilah jenis manusia rendahan yang tidak tahu malu, hanya hidup mengintai kesempatan demi kesempatan. Suatu jenis manusia egois dan berbakat jadi pewaris kezaliman.
Dalam menghadapi kezaliman, manusia sebenarnya hanya terbagi kepada 5 tipe: 1.Menentang frontal; 2. Tunduk dan ikut dengan si zalim dengan terpaksa; 3. Netral-Bungkam-Manyun; 4. Menentang sembunyi-sembunyi; 5. Mendukung si zalim karena alasan keuntungan dan bergabung menjadi front si zalim.
Tetapi sejatinya, tidak ada nurani manusia yang mendukung kezaliman. Namun masalahnya tidak banyak yang berani mempertaruhkan hidup demi membela nurani atau meninggalkan keuntungan hidup. Apalagi bagi mereka yang bertahun-tahun hidup dalam kesenangan atau merasa hidup dalam kesengsaraan dan kemiskinan.
Hanya sedikit manusia yang sabar dalam kemiskinan ketika bertarung dengan si zalim. Kebanyakan akan meninggalkan pertarungan dan beralih berjuang melepaskan kemiskinan dan siap menutup nurani.
Tinggal sekarang pilihan ada di tangan masing-masing manusia. Mau pilih nomor satu dengan segala risikonya. Atau pilih nomor lima dengan risikonya pula.
Hidup yang tak ada risiko hanyalah hidup di angan-angan. Hidup yang sebenarnya senantiasa menghadapi risiko demi risiko, tergantung tantangan dan pilihan hidupnya masing-masing.
~ Syahrul E Dasopang