Nusantarakini.com, Solo
Hari H pencoblosan Pilkada sudah semakin dekat. Secara teori paslon yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi atau tren-nya semakin meningkat adalah yang akan memengakan pilkada. Sebaliknya, paslon yang tingkat elektabilitasnya semakin merosot diperkirakan akan kalah dalam pilkada.
Kondisi ini yang dialami oleh paslon Yuliatmono-Rober Kristianto (YURO). Berdasarkan bocoran yang redaksi dapatkan, hasil survei internal yang digelar oleh paslon YURO mengalami tren penurunan tingkat elektabilitas. Berdasarkan hasil survei JSI yang terbaru, kini tingkat elektabilitas YURO sudah berimbang dengan pesaingnya, Rohadi-Ida (RODA). Padahal hasil survei sebelumnya, paslon YURO masih unggul.
Kondisi ini tentu sangat merisaukan paslon YURO. Untuk mengatasi elektabilitas yang semakin merosot ini paslon YURO disinyalir akan melakukan premanisme dan politik uang. Premanisme dilakukan untuk mengintimidasi pendukung lawan. Politik uang dilakukan dengan cara membagi-bagikan paket sembako kepada pemilih.
Siang ini (26/5/2018) tim YURO melancarkan serangan sembako secara masif. Dengan menggunakan kaki tangan perguruan silat PSHT, mereka membagi-bagikan paket minyak goreng ke masyarakat. Salah satu yang berhasil direkam oleh masyarkat adalah aksi bom sembako di dusun Nerang, desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo.
Beruntung aksi bom semako tim YURO ini tidak kepergok panwas setempat. Mungkin panwas setempat sedang tidur siang sambil menunggu buka puasa.