Nusantarakini.com, Jakarta –
Belum selesai kerusuhan di Mako Brimob yang mengambil korban 6 nyawa, kini terjadi lagi pengeboman yang menargetkan rumah ibadah di Surabaya hingga menewaskan orang-orang yang tidak bersalah. Rentetan kejadian yang memilukan ini jelas amat menyayat kemanusiaan siapa pun.
Di tengah makin memanasnya suhu politik nasional dengan makin tertekannya wibawa dan popularitas pemerintah oleh berbagai sebab, ditambah ritme Pilkada di Jawa Timur yang makin kencang, tiba-tiba mata kita terbelalak oleh peristiwa yang terjadi begitu tak terduga dan tiba-tiba. Peristiwa ini bukan saja mencederai kedamaian, tapi juga berpotensi merembet melukai keutuhan nasional.
Merespon hal tersebut, Jurhum Lantong, Wakil Ketua Umum PBB menyayangkan dan mengecam keras aksi pemboman tersebut. “Saya mengutuk keras peristiwa yang tiba-tiba dan melukai perasaan tersebut,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan beberapa pernyataan terkait peristiwa pemboman tersebut.
1. Mengutuk keras aksi pemboman yang menimbulkan korban yang tidak bersalah.
2. Meminta aparat keamanan mengejar aktor intelektual dari serangkaian aksi pengeboman tersebut lalu menghadapkannya ke pengadilan.
3. Aparat keamanan hendaknya tetap mengedepankan profesionalisme, kesabaran, dan tidak terburu-buru menyimpulkan keadaan.
4. Kepada pemerintah dan pihak yang bertangggung jawab terhadap keamanan, hendaklah menyelesaikan aksi terorisme tersebut secara tuntas, komprehensif dan bermartabat supaya tidak berulang kembali.
5. Menyerukan kepada setiap pihak untuk menahan diri dari membuat dan mengeksploitasi peristiwa sehingga menjadi bersifat hoax dan saling mendiskreditkan.
6. Menyerukan untuk saling mengeratkan persatuan nasional, bukan malah saling menuding sehingga dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
7. Saya turut berduka dan berbelasungkawa kepada keluarga yang menjadi korban atas aksi yang jauh dari perikemanusiaan tersebut.
“Kita tidak boleh gentar sedikitpun dengan terorisme, siapa pun pelaku dan aktor intelektualnya. Hentikanlah cara-cara teror untuk meraih politik, khususnya oleh mereka yang secara pengecut menggerakkan sambil bersembunyi di balik layar,” pungkasnya. (bbt)