Unik dan misteri angka 88.888. Inilah yang terlihat hasil akhir jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Pilkada Bupati 2018, awal Mei lalu. Angka terkesan dipaksakan itu dinilai akan menjerumuskan diri sendiri.
Mengapa angka ini bisa keluar? Menurut sejumlah pengamat politik, momentum Pilkada Bupati Morowali 2018 bisa menjadi strategi pihak yang berkuasa untuk menunjukkan taringnya pada mobilisasi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilih, dengan melibatkan sejumlah oknum sebagai pion politik.
Hal ini ditegaskan Pengamat Politik H Gultom kepada wartawan ketika ditanya angka 88.888 yang muncul di DPT akhir pemilih di Morowali pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bpupati 2018.
Gultom menjelaskan, gerakan kekuasaan akan terbaca melalui penyebaran pembuatan KTP setiap desa dan pengaturan angka DPT akhir.
Yang unik, kata Gultom, jika angka akhir DPT pemilih Morowali tercatat 88.888 pemilih, tentu saja akan memperkeruh suasana. Pasalnya, ada sistem yang diciptakan dan ada tahayul yang diimani.
“Waduh, ini angka bener segitu ya? Bisa jadi preseden buruk karena muncul angka unik dan terkesan dipaksakan atas kepercayaan pada hal-hal tahayul. Setahu saya, angka 8 itu dipake untuk angka plat kendaraan,” jelas lelaki berperawakan sederhana ini sembari tertawa.
Gultom menyarankan, agar pihak berkepentingan lebih santun dan elegan serta logis. Hendaknya jangan mendahulukan kepentingan pribadi dan kelompok.
Ini juga diamini, seorang pengamat lain di Surabaya, JK Harun, bahwa angka unik ini sempat heboh di Surabaya. Namun pihaknya menilai, sebelum penetapan jumlah DPT, ada tahapan yang didahului. Termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut.
“Angka ini sempat heboh juga. Tapi mungkin ada proses didahului dan kondisi dilema pihak yang berkepentingan, sebelum penetapan angka unik ini muncul,” kata dia.
Sementara, seorang paranormal di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Eyang Ki Gembul tertawa lepas, saat tahu angka DPT Morowali jadi 88.888.
Dijelaskan dia, angka keramat itu dipakai oleh manusia untuk mencari keberuntungan. Padahal, angka itu hanya kepercayaan dan keyakinan semata tanpa diridai Allah.
“Ini sesaat saja. Kepercayaan leluhur asal negeri bambu pada angka 8 itu, sebagai keberuntungan saja. Kepercayaan ini justru akan dikalahkan pada jumlah dalam puluhan ribu, yakni lima. Penempatannya saja tidak tepat. Haa..haa,” terang dia sembari tertawa.
Ini juga berlaku pada hitungan ilmu falak. Menurut Eyang, angka 8 akan lebih menjerumuskan Pasangan Calon (Paslon) yang menginginkan angka tersebut. Apalagi kajian itu, 88.888 terdiri dari dua aura berbeda, yakni 88 dan 888.
Menurutnya, jumlah dua dan tiga berselisih dan bersaing satu dengan yang lain. Yang muncul dalam perselisihan itu tetap angka yang sama. Inilah kekuatan dan kehendakNya.
“Angka itu merangkak dan berputar dan kembali semula. Makanya, kekuatan alam dan kehendak yang Esa, tidak bisa dilepaskan begitu saja. Mereka lupa akan hal itu. Air tak putus dicincang,” jelas Eyang.
Menurut Eyang, di akhir nanti akan terjadi perubahan pola pandang, jika semua tahu dan sadar akan kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan. Dari angka tersebut siapa diuntungkan.
“Saling rangkul dan mengedepankan yang terbaik demi masyarakat Morowali tercinta, saya rasa itu jalan terbaik, sebelum drama ini berakhir,” harap Eyang.
Percaya atau tidak. Silahkan pembaca menilai ending drama Pilkada Morowali ini. Apakah berakhir sedih atau tersenyum.*