Nusantarakini.com, Jakarta –
Apa yang diprediksi orang selama ini bahwa Suriah nantinya akan diserang Amerika akhirnya terjadi. Amerika memberikan alasan penyerangannya karena terjadinya penggunaan kimia oleh Suriah saat menumpas pemberontakan yang dilancarkan oleh warganya yang tidak setuju dengan kepemimpinan Basar Asad.
Lalu apakah hal ini akan mengulang peristiwa penggulungan rezim Saddam di Irak atau malah justru akan membuka jalan perang dunia, masih harus ditunggu perkembangan selanjutnya. Namun, serangan ke Suriah ini, sebenarnya bermotif ingin mengurangi atau mungkin memusnahkan pengaruh Iran di Timur Tengah. Karena itu, negara yang paling terbidik setelah serangan Amerika ke Suriah ini ialah Iran. Kita akan menunggu strategi perang macam apa yang akan digelar Iran menjawab serangan Amerika ke sekutu terdekatnya itu.
Adapun Suriah sikap dan reaksinya masih teka-teki. Seorang netizen memberikan opini sebagai berikut:
Moskow tidak akan mempertaruhkan terjadinya perang dunia untuk mempertahankan Assad. Secara kalkulasi armada, serangan gabungan gerombolan neocon masih terlalu kuat untuk dihadapi dalam waktu singkat.
Rusia sangat mungkin untuk mengambil langkah pragmatis, dan meski ini akan sangat tidak populer, pertimbangan bisnis dan ekonomi menjadi faktor yang sangat krusial. Jika PD III terjadi, Rusia akan kolaps dari ambruknya ekonomi terlebih dulu, ketimbang kekalahan secara militer.
Hal ini akan membawa situasi genting saat ini ke dalam dua skenario:
1) Neocon menginginkan Rusia memaksa Syria untuk menyerahkan konsesi agar serangan urung dilakukan. Apa yang diminta, kemungkinan besar menyangkut posisi strategis untuk menerbangkan AWACS tanpa gangguan di seputar sungai Furat.
Prakteknya, Syria akan diminta untuk melepaskan Raqqa, Deir Ezzor dan segitiga al-Bab, untuk diduduki Pentagon dalam waktu yang panjang. Ini akan sangat mengganggu, bahkan mampu memutus jaringan logistik Iran – Iraq – Syria – Lebanon yang mengancam eksistensi israel.
2) Jika salah satu, Rusia atau Syria enggan memenuhi konsesi ini, serangan misil dan atau udara akan dilakukan secara terbatas di titik-titik jaringan logistik Iran – Iraq – Syria – Lebanon yang dimaksud.
Serangan ini akan mengembalikan keseimbangan konflik yang diharapkan mampu membangkitkan kembali al-Qaeda dan atau Daesh beserta afiliasinya. Ini akan memberi preteks memadai bagi Pentagon untuk tetap berada di Syria dalam jangka waktu yang lama, dan mengganggu jaringan logistik Iran – Iraq – Syria – Lebanon yang mengancam eksistensi israel.
Kedua skenario ini akan menyelamatkan posisi geostrategis AS di kawasan, sekaligus menjaga agar Syria tetap membara agar ancaman militer poros Muqawamah tidak membesar momentumnya.
Muaranya sama. Caranya berbeda. (ftr)